Selain itu, pemerintah desa juga menyediakan santunan bagi warga yang meninggal dunia dan belum memiliki BPJS Ketenagakerjaan. Mereka mendapatkan bantuan sebesar Rp10 juta. Sedangkan bagi yang sudah memiliki BPJS Ketenagakerjaan, desa akan membantu proses pencairan klaim jaminan kematian sesuai ketentuan.
Tidak hanya jaminan sosial, Desa Wunut juga memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada seluruh warganya. Pada tahun ini, sebanyak 2.289 warga yang ber-KTP Wunut menerima THR senilai Rp200.000 per orang. Total dana yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp457,8 juta.
Selain THR, desa juga menyalurkan bantuan tunai Rp600.000 per orang kepada 200 warga kurang mampu.
"Kami ingin memastikan bahwa pendapatan dari Umbul Pelem benar-benar digunakan untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Iwan.
Baca Juga:Dihantui Rasa Gelisah, Pria Klaten Serahkan Diri ke Polisi Usai Curi Rp 18 Juta
Sebagai bentuk transparansi dan tanggung jawab sosial, desa juga mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen dari omzet yang diperoleh untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan.
Pengembangan Wisata untuk Masa Depan
Keberhasilan Umbul Pelem mendorong Desa Wunut untuk terus mengembangkan potensi wisatanya. Pada akhir tahun 2024, desa ini berencana membuka objek wisata baru bernama Umbul Gede, yang diperuntukkan khusus bagi muslimah.
Sama seperti Umbul Pelem, Umbul Gede juga akan dilengkapi dengan fasilitas wisata air, restoran, dan water boom.
Pengembangan ini dilakukan dengan tetap mendengar masukan dari masyarakat dan pengunjung. Dengan pendekatan inovatif dan transparan, Desa Wunut membuktikan bahwa dana desa dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
Baca Juga:Tiga Influencer Jagoan Jateng Bentuk 'Sekoteng', Gelar Kompetisi Video Amatir Berhadiah Rp 100 Juta
Model pengelolaan seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk memanfaatkan potensi lokal secara optimal dan menjadikannya sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.