Asal Usul Semarang: Kisah Pohon Asam Arang dan Jejak Dakwah Ki Ageng Pandan Arang

Semarang berasal dari "asem arang" (asam jarang). Ki Ageng Pandan Arang, utusan Demak, menamai daerah itu. 2 Mei 1547 ditetapkan sebagai hari jadi kabupaten Semarang.

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 18 September 2025 | 14:57 WIB
Asal Usul Semarang: Kisah Pohon Asam Arang dan Jejak Dakwah Ki Ageng Pandan Arang
Potret bangunan Masjid Kauman Semarang dari tampak depan. [Suara.com/Ikhsan]
Baca 10 detik
  • Asal-usul nama Semarang berasal dari frasa Jawa "asem arang" atau pohon asam yang tumbuh jarang-jarang.
  • Nama ini diberikan oleh Ki Ageng Pandan Arang, utusan Kesultanan Demak untuk menyebarkan Islam.
  • Semarang resmi menjadi kabupaten pada 2 Mei 1547, tanggal yang kini diperingati sebagai hari jadinya.

SuaraJawaTengah.id - Setiap sudut kota besar di Indonesia menyimpan cerita masa lalu yang membentuk identitasnya, tak terkecuali Semarang.

Ibu kota Jawa Tengah ini ternyata memiliki asal-usul nama yang unik, berakar dari sebuah fenomena alam yang disaksikan oleh tokoh babat alasnya, Ki Ageng Pandan Arang.

Kisahnya berkelindan antara syiar Islam, kesuburan tanah, dan perintah dari Kesultanan Demak.

Jauh sebelum dikenal sebagai kota metropolitan yang sibuk, wilayah yang kini menjadi Semarang adalah daerah pesisir bernama Pragota (kini Bergota) yang merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-8 M.

Baca Juga:Ambisi Comeback PSIS Dimulai: Mampukah Mahesa Jenar Taklukkan Persiku Tanpa Ivanovic?

Kawasan ini awalnya merupakan pelabuhan dengan beberapa pulau kecil di sekitarnya, yang akibat proses pengendapan alamiah perlahan menyatu menjadi daratan seperti yang kita kenal sekarang.

Titik penting dalam sejarah Semarang dimulai pada akhir abad ke-15, ketika Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, tengah giat memperluas pengaruhnya.

Seorang tokoh alim bernama Pangeran Made Pandan, yang merupakan keturunan Arab, mendapat titah dari Kerajaan Demak untuk menyebarkan ajaran Islam di sebuah wilayah di sebelah barat Demak.

Bersama putranya, ia kemudian membuka hutan di perbukitan Pragota.

Di wilayah baru yang ia rambah, Pangeran Made Pandan menemukan tanah yang sangat subur. Dikutip dari laman Wikipedia, "Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu tumbuhlah pohon asam yang berjarak antara satu sama lain (jarang-jarang) (bahasa Jawa: asem arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah tersebut menjadi Semarang."

Baca Juga:Kekuatan Gambar Kalahkan Tulisan, Fotografer Senior Beberkan Cara Visual Penanda Zaman

Fenomena tumbuhnya pohon asam yang jarang-jarang atau "asem arang" inilah yang menjadi cikal bakal nama "Semarang".

Karena perannya sebagai pendiri desa sekaligus pemuka agama, Pangeran Made Pandan kemudian dikenal luas dengan gelar Ki Ageng Pandan Arang.

Di bawah kepemimpinan Ki Ageng Pandan Arang, daerah Semarang menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

Ia tidak hanya berhasil menyebarkan Islam, tetapi juga membangun fondasi pemerintahan lokal. Awalnya, ia mendirikan sebuah masjid dan padepokan sebagai pusat kegiatan keagamaan yang menjadi cikal bakal Masjid Agung Semarang.

Perkembangan pesat Semarang menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang, penerus Demak. Setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga, Sultan Hadiwijaya akhirnya menetapkan Semarang sebagai daerah setingkat kabupaten.

Putra Ki Ageng Pandan Arang I, yang bergelar Ki Ageng Pandan Arang II, kemudian dinobatkan menjadi Bupati Semarang yang pertama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini