Ancaman TBC di Balik Tembok Pesantren, Gubernur Luthfi Kerahkan Tim Medis ke 5.419 Lokasi

Soroti ancaman TBC di pesantren, Pemprov Jateng di bawah Ahmad Luthfi-Taj Yasin mengerahkan tim medis elit. Langkah ini diambil untuk melindungi kesehatan santri dan investasi

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 22 Oktober 2025 | 15:35 WIB
Ancaman TBC di Balik Tembok Pesantren, Gubernur Luthfi Kerahkan Tim Medis ke 5.419 Lokasi
Gubernur Jawa tengah, Ahmad Luthfi saat memantau pemeriksaan kesehatan para santri di Kudus, Rabu (22/10/2025). [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Pemprov Jateng perangi TBC dan penyakit kulit di 5.419 pesantren lewat program dokter keliling.
  • Gubernur Luthfi sebut kesehatan santri jadi prioritas untuk ciptakan generasi berdaya saing.
  • Selain program kesehatan, diluncurkan juga beasiswa bagi santri untuk kuliah di Mesir dan Yaman.

SuaraJawaTengah.id - Ancaman penyakit menular, khususnya Tuberkulosis (TBC), yang mengintai di lingkungan padat seperti pondok pesantren, direspons serius oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Tepat di momen Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen meluncurkan operasi kesehatan masif dengan mengerahkan tim dokter spesialis keliling (Speling) ke 5.419 pesantren di seluruh Jateng.

Langkah strategis ini bukan sekadar program seremonial, melainkan sebuah intervensi langsung untuk melakukan pelacakan (tracing) dan pengobatan penyakit menular yang berpotensi menyebar cepat di kalangan santri.

Pusat kegiatan peringatan HSN 2025 di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Rabu (22/10/2025), menjadi saksi dimulainya gerakan besar ini.

Baca Juga:Pertempuran Lima Hari Semarang: Gubernur Luthfi Ingatkan Soal Tantangan Bangsa Saat Ini

Gubernur Ahmad Luthfi menyatakan bahwa kesehatan santri adalah prioritas yang tidak bisa ditawar. Menurutnya, TBC menjadi salah satu fokus utama yang harus ditangani hingga tuntas untuk mencegah wabah yang lebih luas.

"Dalam peringatan Hari Santri ini, Pemprov Jateng tidak hanya upacara, tetapi ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan, termasuk hari ini dokter Speling kita hadir. Ini kita lakukan untuk pemeriksaan santri di pesantren," kata Luthfi.

Ia menegaskan, jika ditemukan satu kasus saja, maka seluruh lingkungan pesantren wajib menjalani pemeriksaan menyeluruh.

"TBC ini menjadi prioritas pemerintah, maka harus dilakukan tracing dan pengobatan sampai tuntas. Kalau ada satu santri yang kena, pesantren itu harus dilakukan pemeriksaan," jelasnya.

Lebih dari sekadar pengobatan, program ini dipandang sebagai investasi jangka panjang bagi sumber daya manusia Indonesia.

Baca Juga:Anak Bisa Belajar Tenang, Berkah Listrik Gratis Pemprov Jateng yang Ubah Nasib Warga Miskin

Luthfi meyakini bahwa santri yang terjamin kesehatannya akan menjadi pilar bangsa yang unggul di masa depan.

"Kalau santri kita sehat, ke depannya akan menjadi anak-anak yang mempunyai daya kreativitas tinggi dan berdaya saing," ujarnya.

Komitmen Pemprov Jateng tidak berhenti pada aspek kesehatan fisik. Melalui program payung "Pesantren Obah", pemerintah juga memberikan perhatian serius pada pengembangan intelektual para santri.

Bukti terbarunya adalah peluncuran program beasiswa bagi santri dan pengasuh pesantren untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

"Tadi malam sudah kita launching. Santri dan pengasuh pesantren akan mendapatkan beasiswa sekolah di dalam negeri dan luar negeri seperti Mesir, Yaman, dan lainnya," ungkap Luthfi, menandakan adanya pendekatan holistik dalam pemberdayaan pesantren.

Dalam apel yang dihadiri ribuan santri, Luthfi turut membangkitkan semangat kebangsaan dengan mengingatkan sejarah perjuangan kaum santri pada 22 Oktober 1945.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak