7 Fakta Menarik Tentang Asal Usul Lumpia di Indonesia, Tak Hanya Ada di Semarang

Lumpia, hidangan akulturasi Tionghoa-Jawa sejak Dinasti Han, dibawa ke Indonesia abad 17. Diadaptasi di Semarang, kini hadir dengan varian modern dan jadi simbol persatuan.

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:04 WIB
7 Fakta Menarik Tentang Asal Usul Lumpia di Indonesia, Tak Hanya Ada di Semarang
Ilustrasi lumpia. [Freepik.com/jcomp]
Baca 10 detik
  • Lumpia berasal dari Tiongkok Dinasti Han dan masuk ke Nusantara lewat imigran Tionghoa abad ke-17.
  • Adaptasi di Jawa mengganti babi dan udang dengan ayam dan rebung, lahirlah Lumpia Semarang.
  • Lumpia kini jadi simbol akulturasi budaya Tionghoa-Jawa dan berkembang dalam berbagai varian modern.

SuaraJawaTengah.id - Siapa yang tidak kenal lumpia? Makanan berkulit tipis dengan isian gurih ini sudah menjadi bagian dari kuliner Indonesia yang dicintai banyak orang.

Biasanya, lumpia identik dengan kota Semarang bahkan dijadikan oleh-oleh wajib saat berkunjung ke sana.

Namun, di balik kelezatannya, lumpia menyimpan sejarah panjang dan menarik, mulai dari Tiongkok kuno hingga dapur masyarakat Jawa. Yuk, kita kupas satu per satu!

1. Lumpia Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Dinasti Han

Baca Juga:Ancaman TBC di Balik Tembok Pesantren, Gubernur Luthfi Kerahkan Tim Medis ke 5.419 Lokasi

Asal usul lumpia dapat ditelusuri hingga abad ke-2 sebelum Masehi, tepatnya pada masa Dinasti Han di Tiongkok. Pada masa itu, lumpia dikenal sebagai hidangan yang terbuat dari adonan tepung tipis yang diisi daging dan sayuran, lalu digulung dan digoreng.

Di Tiongkok, lumpia sering disajikan saat perayaan musim semi karena melambangkan kemakmuran dan harapan baru.

2. Dibawa ke Indonesia oleh Imigran Tionghoa

Masuknya lumpia ke Nusantara tidak lepas dari perdagangan dan migrasi etnis Tionghoa pada abad ke-17. Para pendatang membawa resep dan teknik memasak khas negeri mereka, termasuk lumpia.

Seiring berjalannya waktu, mereka berinteraksi dengan masyarakat lokal, khususnya di Pulau Jawa, dan terjadi akulturasi kuliner antara budaya Tionghoa dan Jawa. Dari sinilah lahir cita rasa baru yang membuat lumpia terasa lebih “Indonesia”.

Baca Juga:Buntut Kecelakaan KA Harina, Sopir dan Pemilik Truk Digugat!

3. Adaptasi Rasa di Tangan Orang Jawa

Setibanya di Jawa, resep lumpia mengalami perubahan. Bahan-bahan yang sebelumnya menggunakan babi dan udang diganti dengan ayam dan rebung agar sesuai dengan selera dan budaya masyarakat setempat.

Proses ini menandai lahirnya Lumpia Semarang, yang kini menjadi ikon kuliner kota tersebut. Kombinasi antara rasa gurih ayam, manisnya rebung, dan kulit renyah membuatnya disukai semua kalangan.

4. Dari Semarang ke Seluruh Nusantara

Popularitas lumpia Semarang membuat banyak daerah lain mulai mengadaptasi makanan ini. Di berbagai kota besar seperti Jakarta, Solo, hingga Makassar, lumpia hadir dengan ciri khas masing-masing. Ada yang disajikan basah tanpa digoreng, ada pula versi kering yang tahan lama untuk oleh-oleh. Bahkan, beberapa inovasi modern kini menghadirkan isian seperti jamur, udang, hingga daging sapi lada hitam.

5. Asal Usulnya Masih Diperdebatkan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak