Pengangguran Jateng Menurun, Lulusan SMK dan Brebes Paling Terdampak!

Agustus 2025, pengangguran Jateng turun jadi 4,66%. Pengangguran kota lebih tinggi dari desa. Lulusan SMK tertinggi angka penganggurannya

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 05 November 2025 | 16:07 WIB
Pengangguran Jateng Menurun, Lulusan SMK dan Brebes Paling Terdampak!
Pelaksana Tugas Kepala BPS Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih. [ANTARA/IC Senjaya]
Baca 10 detik
  • TPT Jawa Tengah turun jadi 4,66%, menandakan perbaikan ekonomi meski tantangan masih ada.
  • Pengangguran tertinggi terjadi di Brebes (8,07%), terendah di Wonogiri (2,16%), gap masih besar.
  • Lulusan SMK jadi pengangguran tertinggi (9,20%), menandakan ketidaksesuaian dengan industri.

SuaraJawaTengah.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah baru-baru ini merilis data yang cukup melegakan sekaligus memprihatinkan.

Per Agustus 2025, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di provinsi ini menunjukkan penurunan sebesar 0,12 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 4,66 persen.

Penurunan ini tentu menjadi angin segar di tengah tantangan ekonomi yang terus bergulir. Pelaksana Tugas Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, menjelaskan bahwa "Angka tersebut berarti dari 100 angkatan kerja, terdapat sekitar lima orang pengangguran."

Meskipun ada penurunan secara umum, data BPS juga menyoroti beberapa fakta menarik yang perlu menjadi perhatian serius. Total penduduk usia kerja di Jawa Tengah mencapai 30,04 juta orang, bertambah 0,32 juta orang dibandingkan Agustus 2024.

Baca Juga:Gubernur Luthfi dan Khofifah Satukan Kekuatan: Era Baru Ekonomi Jawa Tengah & Jawa Timur

Dari jumlah tersebut, angkatan kerja tercatat sebanyak 22,34 juta orang, naik 0,43 juta orang dari Agustus 2024. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 0,62 persen poin menjadi 74,36 persen.

Ini mengindikasikan semakin banyak penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi.

Penduduk yang bekerja pada Agustus 2025 sebanyak 21,30 juta orang, naik 0,43 juta orang dari Agustus 2024.

Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebanyak 0,21 juta orang.

Sektor ini menyerap tenaga kerja paling banyak, yaitu 26,01 persen, diikuti Industri Pengolahan (20,98 persen) dan Perdagangan Besar dan Eceran (17,99 persen).

Baca Juga:Akhirnya! Pantura Semarang-Demak Kembali Bergerak, Rekayasa Lalu Lintas di Titik Banjir Dilakukan

Sementara itu, lapangan usaha yang mengalami penurunan terbesar adalah Pengangkutan dan Pergudangan (0,05 juta orang) serta Aktivitas Keuangan dan Asuransi (0,03 juta orang).

Salah satu temuan yang paling mencolok adalah perbedaan tingkat pengangguran antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

Pengangguran di perkotaan tercatat sebesar 5,03 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan yang mencapai 4,17 persen.

Meskipun TPT perkotaan maupun perdesaan mengalami penurunan masing-masing 0,16 persen poin dan 0,12 persen poin dibandingkan Agustus 2024, kesenjangan ini tetap ada.

Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun kota-kota besar seringkali dianggap sebagai pusat ekonomi, persaingan kerja dan ketersediaan lapangan kerja yang sesuai dengan kualifikasi pencari kerja di perkotaan mungkin lebih ketat.

Lebih lanjut, jika dilihat dari tingkat pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menempati posisi tertinggi dalam daftar pengangguran, mencapai 9,20 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini