- Setelah wafatnya PB XIII, muncul dualisme baru di Keraton Surakarta antara Gusti Purboyo dan Tedjowulan.
- Tedjowulan, adik PB XIII dan pensiunan kolonel TNI AD, klaim diri sebagai Pelaksana Tugas Raja.
- Konflik ini bangkitkan kembali isu legitimasi dan ancaman dualisme kepemimpinan di Keraton Surakarta.
7. Kontestasi Tahta Kembali Mengemuka
Klaim Tedjowulan dianggap sebagian pihak sebagai langkah yang berpotensi membuka kembali luka lama dualisme kepemimpinan keraton.
Situasi ini membuat publik bertanya apakah Keraton Surakarta akan kembali menghadapi pembelahan internal seperti era 2004 hingga 2012, atau apakah ini hanya dinamika sementara sebelum ditetapkan figur raja definitif.
Kontroversi terbaru di Keraton Surakarta menunjukkan bahwa persoalan legitimasi kepemimpinan masih menjadi isu sensitif dan kompleks.
Baca Juga:5 Fakta Menarik KGPAA Hamangkunegoro, Kandidat Terkuat Putra Mahkota Keraton Surakarta Naik Takhta
Dengan sejarah panjang konflik internal serta dinamika politik, sosial, dan adat di dalamnya, proses penetapan penerus tahta tidak hanya berkaitan dengan garis keturunan tetapi juga konsensus internal dan penerimaan masyarakat adat.
Arah keraton ke depan akan sangat ditentukan oleh bagaimana para pihak menyikapi situasi ini secara dewasa dan menjaga wibawa lembaga budaya yang memiliki sejarah berabad-abad tersebut.
Kontributor : Dinar Oktarini