SuaraJawaTengah.id - Sejatinya, pernikahan merupakan sesuatu yang membahagiakan bagi setiap pasangan. Gelak tawa, musik dan acara makan-makan merupakan penghias untuk membuka lembaran baru bagi kedua mempelai kedepan.
Namun bagaimana jika sebaliknya? Sempat viral, sebuah pernikahan di Kota Semarang malah disebut-sebut menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 yang akhirnya memakan korban dua orang meninggal.
Menanggapi hal tersebut, saudara kandung mempelai Muhammad Syaqrun (28) membagikan ceritanya kepada Kontributor Suara.com. Mulai dari riwayat penyakit orang tuanya, data tamu undangan hingga kebiasaan sang kakak yang telah meninggal karena Covid-19.
Sebenarnya, kedua orangtua Syaqrun sudah mempunyai riwayat penyakit sebelum terinfeksi Covid-19. Sebelumnya, ayah Syaqrun sudah mengidap penyakit rematik dan sang ibu mengidap penyakit liver.
Baca Juga: Fakta Baru soal Ibu Mempelai Meninggal dan 30 Tamu Pernikahan Kena Corona
Keduanya bahkan sudah menjalani rawat jalan sejak Maret 2020. Ketika acara akad pernikahan, keduanya terlihat sehat bahkan mereka terlihat gembira karena anak pertamanya melakukan akad pernikahan.
Namun, sekitar tiga minggu berselang kedua orangtuanya mengeluh tidak enak badan. Mereka mengeluh kelelahan. Akhirnya kedua orangtuanya dibawa ke Rumah Sakit Sultan Agung, Semarang.
"Jadi di situ kedua orang tua saya teridentifikasi positif Covid-19. Jadi, sebab meninggalnya bukan hanya Covid-19 namun ibu saya juga mempunyai riwayat penyakit liver hingga akhirnya dinyatakan meninggal," jelasnya kepada SuaraJawatengah.id pada Rabu (24/6/2020).
Sementara untuk kondisi ayah Syaqrun, saat ini masih dirawat di RSI Sultan Agung Semarang. Ia sendiri tidak tahu secara pasti kondisi ayahnya saat ini karena tidak boleh dijenguk lantaran masih isolasi.
"Untuk ayah saya kondisinya belum tau, namun karena masih dalam masa isolasi," ucapnya.
Baca Juga: Pernikahan Berujung Maut di Semarang, Takmir Masjid Ikut Terpapar Corona
Beda cerita dengan kakak ketiga Syaqrun, yang diketahui juga meninggal karena Covid-19 setelah mengikuti akad pernikahan. Kakak ketiga Arunk tidak memiliki gejala penyakit apa pun.
Ia hanya mengetahui, jika di kamar kakaknya ada banyak hewan reptil seperti iguana dan sejenisnya. Namun, Syaqrun tak mengerti jumlah pasti hewan Iguana yang dipelihara kakaknya.
"Ya kalau pastinya saya tidak tau ya. Tapi jumlahnya itu sekitar belasan. Selain hobi kakak saya itu memang menjual hewan-hewan yang seperti itu," katanya.
Syaqrun juga mengklarifikasi soal adanya informasi yang mengatakan akad pernikahan dilaksanakan di dalam masjid. Ia heran, kenapa ada yang menyebarkan informasi salah soal tempat akad pernikahan.
"Saya klarifikasi kalau akad pernikahannya itu dilakukan di rumah mempelai ya. Karena jarak rumah dan masjid itu berdekatan, mungkin ada beberapa tamu yang memang ada di masjid, namun pernikahan tetap di rumah mempelai," tegasnya.
Sementara mengenai data takmir masjid yang ikut akad pernikahan berjumlah sembilan orang, menurutnya tak benar. Berdasarkan undangan, takmir masjid yang datang hanya empat orang.
"Bukan sembilan takmir masjid, tapi empat takmir masjid yang ikut akad pernikahan," jelasnya.
Tak hanya data jumlah takmir yang menurutnya salah. Sebelumnya, dikabarkan jika jumlah orang yang ikut akad berjumlah 30 orang, namun menurutnya jumlah tersebut salah.
"Yang benar, jumlah orang yang datang di akad nikah itu sekitar 19 orang. Itupun sudah termasuk perwakilan kelaurga mempelai laki-laki dan perempuan," ucapnya.
Sampai saat ini, keluarganya sudah melakukan isolasi mandiri. Setelah mendengar orangtua dan kakanya meninggal karena Covid-19, keluarga besarnya yang berjumlah 8 orang sudah melakukan tes swab mandiri.
"Kita kemarin sudah tes swab mandiri, habisnya banyak itu. Kita tes swab di RSI Sultan Agung Semarang dan RS Tlogorejo Semarang," paparnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Pribadi mengatakan, acara pernikahan tersebut telah terjadi kluster penularan Covid-19. Ia menyebut, lima dari sembilan takmir masjid dinyatakan terpapar virus corona yang dilaksanakan pada 11 Juni 2020 yang lalu. Selain itu, sebanyak 30 warga yang datang ke pesta pernikahan tersebut diketahui positif Covid-19.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
Abdur Arsyad Senggol Menteri HAM Natalius Pigai Buntut Kasus Penembakan Siswa di Semarang
-
Ramai Disenggol Netizen, Menteri HAM Natalius Pigai Turunkan Tim Pantau Kasus Penembakan Siswa SMK di Semarang
-
Keluarga Siswa SMK Semarang Tewas Ditembak Resmi Lapor Polisi Atas Dugaan Pembunuhan dan Penganiayaan
-
Polisi Penembak Siswa SMK di Semarang Resmi Ditahan, Lepaskan 2 Kali Tembakan, Korban Ada Tiga
-
Netizen Soroti Kemunculan Buzzer di Kasus Polisi Tembak Anggota Paskibra, Tandanya Apa?
Tag
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
Pengamat: Peran Jokowi dan Prabowo Kunci Kemenangan Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jawa Tengah
-
Kemenangan Jaguar di Pilwalkot Semarang: Strategi PDIP Didukung Logistik yang Besar
-
Kemenangan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng: Analisis Faktor Dominan dan Dinamika Politik ke Depan
-
Semarang Diprakirakan Hujan Ringan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
-
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Unggul di Hitung Cepat, Sudaryono Puji Pasukan Samurai dan Jangkrik, Apa Itu?