SuaraJawaTengah.id - Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, menduga terinfeksinya seorang relawan Covid-19 setelah berkunjung dari Kota Semarang lantaran vaksin itu sendiri.
Menurutnya, bisa jadi vaksin Covid-19 yang ia bawa belum sempurna. Hal itu disebabkan karena vaksinnya belum sempurna dan virulensi virus yang masih tinggi.
"Saya menduga relawan tersebut terkena Covid-19 karena vaksin itu sendiri," jelasnya kepada Suara.com, Jumat (11/9/2020).
Ia mengatakan, setiap vaksin atau obat yang sudah beredar mempunyai efektifitas yang hanya mendekati 100 persen. Ia mencontohkan, jika efektifitas vaksin 98 persen makan kemungkinan ada 2 persen orang yang gagal.
"Jadi tidak semua vaksin itu berhasil. Terdapat beberapa persen yang bisa gagal juga," ucapnya.
Untuk itu, Hakam menduga relawan yang terkena Covid-19 merupakan bagian dari angka 2 persen yang gagal itu. Apalagi, lanjutnya terapi vaksinasi yang diberikan belum sempurna.
"Sebenarnya vaksinasinya juga belum sempurna, baru satu kali," ujarnya.
Selain itu, relewan tersebut selama 14 hari sebelum pergi ke Kota Semarang ke mana lagi. Apalagi jalur yang ditempuh relawan Covid-19 tersebut adalah jalur darat yang menurut Hakam sangat riskan.
"Harus ditelusuri, relawan tersebut menggunakan kendaraan umum atau pribadi. Bisa jadi yang bersangkutan terlalar saat di perjalanan," imbuhnya.
Baca Juga: Kisah Haru, 30 Tahun Hidup di Tenda, Mbah Sriah Tidak Mau Pindah
Sementara itu, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Unpad Prof Kusnandi Rusmil mengungkapkan Relawan dinyatakan sehat secara klinis dan diberikan penyuntikkan kedua.
Usai penyuntikkan kedua, relawan mengikuti tes usap karena memiliki riwayat perjalanan ke luar kota.
“Oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada yang bersangkutan,” ujar Kusnandi melalui keterangan tertulis, Kamis (10/9/2020).
Pihaknya mengungkapkan setelah diketahui hasil tes usap positif, relawan langsung melakukan isolasi mandiri. Pihaknya juga melakukan pemantauan kondisi secara ketat setiap harinya.
“Dilakukan isolasi mandiri dan terdapat program pemantauan secara ketat setiap harinya,” katanya.
Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind atau tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin.
Berita Terkait
-
Kronologis Ditemukan Relawan Vaksin Covid-19 Sinovac Positif Corona
-
Kota Semarang dan Kabupaten Pati Masuk Zona Merah Penyebaran Covid-19
-
Fakta Baru Relawan Vaksin Covid-19 Sinovac Positif Corona
-
Kapolda Jateng Bantah Kabar Dirinya Pindah Kantor ke Solo
-
Kota Semarang Angka Covid-19 Paling Tinggi, Ganjar Minta Penjelasan Hendi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota