Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 12 Oktober 2020 | 14:01 WIB
Tiga siswa SMPN 2 Tirto, Kabupaten Pekalongan mengikuti pembelajaran daring menggunakan HP yang dipinjamkan sekolah, Senin (12/10/2020). Mereka memilih tetap berangkat ke sekolah karena tidak memili‎ki HP. (Suara.com/F Firdaus)

SuaraJawaTengah.id - Semangat belajar ditunjukkan tiga siswa SMPN 2 Tirto, Kabupaten Pekalongan meski tidak memiliki handphone (HP) untuk mengikuti pembelajaran daring di tengah pandemi Covid-19. Mereka tetap berangkat ke sekolah.

Salah satu di antara mereka adalah Aldila Tribuana. Siswa kelas 7 itu sudah 1,5 bulan tetap berangkat ke sekolah meski Kabupaten Pekalongan masih menerapkan pembelajaran daring atau online di seluruh sekolah karena pandemi Covid-19. 

Dari rumahnya di Dukuh Kepuh, Desa Pandanarum, Kecamatan Tirto, Aldila mesti mengayuh sepeda miliknya ‎menuju sekolah yang berjarak sekitar tiga kilometer agar tidak ketinggalan pelajaran.

Hal itu dilakukan Aldila karena orang tuanya yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan di toko sembako tidak bisa membelikannya HP untuk mengikuti pembelajaran daring.

Baca Juga: Pengusaha Properti Robby Sumampouw Meninggal Dunia

"Saya tidak punya HP, orang tua juga tidak bisa membelikan HP, jadi tetap datang ke sekolah," kata Aldila kepada Suara.com, ‎Senin (12/10/2020).

Di sekolah, Aldila mengikuti pembelajaran sejak pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Pembelajaran daring diikuti siswa yang bercita-cita menjadi dokter itu menggunakan HP yang dipinjamkan pihak sekolah. 

"Setelah selesai pembelajaran, HP dikembalikan ke sekolah," ucapnya.

‎Selain Aldila, dua teman satu kelasnya, yakni Devi Dina Septiana dan ‎Salsama Putri juga harus berangkat ke sekolah sekolah demi bisa mengikuti pembelajaran daring karena tidak memiliki HP.

Kepala SMPN 2 Tirto, Khoirul Huda membenarkan ketiga siswa tersebut mendatangi sekolah karena tidak memiliki HP untuk mengikuti pembelajaran daring.

Baca Juga: Waduh! Klaster Covid-19 Terjadi di Asrama Militer Solo

‎"Mereka tidak memiliki HP karena kondisi ekonomi orang tuanya. Semangat mereka untuk belajar memang menggebu jadi tetap berangkat sekolah. Di sekolah, kami fasilitasi dengan meminjami HP dari teman-teman yang punya lebih dari satu HP. Jadi pembelajarannya tetap online dan menerapkan protokol kesehatan," ujarnya kepada Suara.com, Senin (12/10/2020).

Khoirul mengatakan, ketiga siswa itu berangkat ke sekolah agar bisa mengikuti pembelajaran sejak dimulai tahun ajaran baru 2020/2021.

"Mereka datang ke sekolah tapi pembelajarannya tetap online. Cuma kalau ada soal-soal yang tidak bisa diselesaikan, guru bisa lebih mudah memantau. Tapi tetap kami menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini," jelasnya.

Khoirul menjelaskan, selama pembelajaran daring atau jarak jauh diterapkan, sekolah melakukan pemantauan seluruh siswa yang berjumlah 433 anak untuk mengantisipasi adanya siswa yang tidak mengikuti pembelajaran daring karena suatu kendala.

"Tiap kelas membuat grup WA dan kami pantau absensi daringnya. Siapa-siapa saja yang tidak hadir. Dari catatan-catatan yang masuk tiap hari, kami ambil langkah home visit dan mencarikan solusi. Kalau sekolah tidak mampu, kita gandeng pihak lain untuk membantu cari jalan keluar," jelasnya.

‎Menurut Khoirul, selain ketiga siswa tersebut, sebelumnya terdapat satu siswa yakni Dzul Faqor Risqi yang juga tetap berangkat sekolah karena tidak memiliki HP untuk mengikuti pembelajaran daring.

‎Saat mendatangi sekolah, Dzul bahkan sempat menangis agar bisa tetap mengikuti pembelajaran di sekolah meski hanya ada dirinya yang berangkat.

"Solusinya kami coba komunikasikan ke pihak-pihak lain termasuk PT Telkom, akhirnya Telkom membantu membelikan smartphone untuk Dzul. Kalau yang tiga siswa tadi belum. Sementara masih kami pinjami HP dari sekolah. Kalau ada pihak mana yang mau membantu, kami sangat berterimaksih,‎"‎ ujar Khoirul.

Kontributor : F Firdaus

Load More