SuaraJawaTengah.id - "Allah tidak tidur, saya tidak merampas kok mau digusur" Itulah yang dikatakan Ngatirah (49) warga kampung Trangkil Baru, Kelurahan Sukorejo, Gunungpati Semarang.
Mendengar kabar rumahnya akan digusur, Ngatirah kaget. Air matanya tak terbendung setelah mendengar kabar tersebut. Namun, ia harus terlihat tegar dihadapan suaminya yang menderita stroke.
Meski begitu, ia mengaku setiap malam Ngatirah tak bisa tidur. Ia benar-benar takut jika suatu saat rumahnya benar-benar tergusur. Apalagi, ia merupakan tulang punggung keluarga.
"Saya rasanya ingin nangis, tak bisa tidur apalagi saya mencari nafkah sendiri. Suami saya sakit stroke," jelasnya saat ditemuisuara.com, Rabu (14/10/2020).
Ia tak menyangka jika rumahnya yayang berada di RT 8 kampung Trangkil Baru terancam digusur. Padahal, ia telah membeli tanah tersebut secara sah kepada Pusat Koprasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Semarang.
"Saat itu saya beli langsung lunas melalui bagian pemasaran PKPRI Kota Semarang. Saat itu perantaranya adalah Pak Sudar," ucapnya.
Ngatirah juga memperlihatkan bukti surat-surat pembelian seperti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), surat Keterangan Rencana Kota (KRK) dan fotokopi sertifikat dari KPRI.
"Saya telah membayar secara lunas. Semua bukti-bukti juga sudah ada," imbuhnya.
Bahkan, lanjutnya, pihak Kelurahan Sukorejo juga sudah mengeluarkan surat tidak sengketa. Seharusnya, lanjut Ngatirah, tanah yang dimilikinya saat ini tidak bermasalah soal sengketa lahan.
Baca Juga: Kecewa dengan Aksi Anarkis, Warga Kartasura Pasang Poster Perdamaian
"Saya juga tidak mengerti kenapa masih ada ancaman akan digusur," paparnya.
Ia merasa dibohongi lantaran ia sudah membayar secara lunas. Meski demikian, sampai saat ini memang belum diberi sertifikat tanah. Hal itu menjadi pertanyaan Ngatirah yang sampai saat ini belum terjawab.
"Berdasarkan keterangan perantara, syarat mendapatkan sertifikat tanah mewajibkan semua warga yang berada di RT 8 harus lunas semua. Baru diberi sertifikat tanah," imbuhnya.
Hal yang sama dialami Heni (36). Ketika mendengar kabar jika rumahnya terancam digusur ia langsung kaget. Heni merasa ada yang tidak beres dalam kasus penggusuran tersebut. Ia merasa sedang dipermainkan.
"Saya kaget, merasa dipermainkan. Padahal saya sudah lunas membayarnya," keluhnya.
Ia menyebutkan, sebanyak 28 KK yang tinggal di RT 8 Kelurahan Sukorejo terancam tergusur. Tentunya, kabar tersebut membuat warga kaget. Apalagi, lanjutnya, kebanyakan yang tinggal di RT 8 merupakan pendatang.
Berita Terkait
-
Duh Kasihan! Penjual Soto di Solo Tertular Covid-19 dari Pelanggannya
-
648 Santri Terpapar Covid-19, Klaster Ponpes dan Sekolah Perlu Diantisipasi
-
Membangun Kampung Nelayan Tambak Rejo Menjadi Lokasi Wisata Edu Park
-
Kisah Gindring Waste, Seniman Jalanan Brutal Tapi Takwa
-
Berkedok Bantu Anak Yatim, ATM Pensiunan ASN Ini Dikuras Komplotan Penipu
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal