Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 29 Oktober 2020 | 11:37 WIB
Tampak pengunjung memadati tangga menuju puncak Candi Borobudur. Pengelola menutup sementara kegiatan naik ke puncak candi selama pandemi Covid-19. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]

SuaraJawaTengah.id - Balai Konservasi Borobudur (BKB) akan mengevaluasi izin terbang drone, menyusul jatuhnya membahas jatuhnya pesawat nirawak tersebut di kawasan candi terbesar Asia Tenggara itu.

Kepala BKB Wiwit Kasiyati mengakui, belum dapat menjelaskan secara detail hal yang akan dibahas dalam rapat evaluasi. Wiwit hanya menjelaskan, rapat evaluasi akan dilakukan dalam waktu dekat.

Lebih lanjut, dia juga memastikan, insiden jatuhnya drone ke lantai candi pada 20 Oktober 2020, tidak menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan. Pun drone juga tidak membahayakan pengunjung, karena kegiatan dilakukan tertutup untuk umum.

“Belum bisa saya sampaikan sekarang. Karena rapat evaluasi belum kami lakukan. Yang dapat kami sampaikan bahwa tidak ada kerusakan pada batu candi,” kata Wiwit kepada SuaraJawaTengah.id melalui pesan WhatsApp, Kamis (29/10/2020).

Baca Juga: Tak Bisa Libur, Begini Curhatan Nakes yang Berjaga di Candi Borobudur

Sebagai bentuk tanggung jawab, BKB akan melaporkan hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait.

“Kami akan lakukan evaluasi penerbangan drone di kawasan Candi Borobudur,” ujar Wiwit.

Wiwit juga belum bersedia menjelaskan, apakah evaluasi itu termasuk kembali meminta keterangan dan memberikan sanksi pada pilot drone yang dapat diduga lalai dalam menjalankan tugas.

Sebelumnya, BKB menyebut insiden ini murni kecelakaan. Pada pemeriksaan sementara, BKB tidak menemukan bukti pilot sengaja melakukan kerusakan atau vandalisme.

Sebelumnya diberitakan satu unit drone jatuh menimpa Candi Borobudur. Dilaporkan tidak ada kerusakan struktur candi akibat drone yang jatuh menghempas lantai itu.

Baca Juga: Drone Jatuh di Borobudur, TWC: Tak Ada Izin ke Kami

Pengelola Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur mengaku tidak menerima pengajuan izin menerbangkan drone di zona 1 candi.

General Manager TWC Unit Candi Borobudur I Putu Gusti Ngurah Sedana mengatakan, menerbangkan drone di zona 1 cagar budaya wajib memiliki izin.

Izin menerbangkan drone di zona 1 atau kawasan terdekat dengan bangunan Candi Borobudur, dikeluarkan oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta otoritas Landasan Udara (Lanud) Adisucipto Yogyakarta.

“Kemarin sama sekali tidak ada permintaan dari kita. Karena itu di zona 1 mungkin dari pihak EO (event organizer) atau zona 1 dalam hal ini BKB (Balai Konservasi Borobudur) sudah memberikan izin,” kata Putu, Rabu (28/10/2020).

Putu menyesalkan insiden jatuhnya drone di Candi Borobudur. Menurut dia, insiden itu tidak akan terjadi jika prosedur izin, pengawasan, dan keamanan diterapkan dengan baik.

“Patut kita sesali. Selama ini jika ada orang yang mau menerbangkan drone pasti terpantau. Karena sudah sesuai aturan soal surat pengantar izin ke pihak lain seperti kepolisian dan Lanud. Kejadian seperti kemarin sangat berbahaya.”

Terlebih ada aturan yang melarang keras menerbangkan drone di atas Candi Borobudur. Drone diizinkan terbang di zona 2 candi dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomer 37 tahun 2020 tentang Pengoperasian Pesawat Terbang Tanpa Awak di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More