Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 18 November 2020 | 11:49 WIB
Maybank

SuaraJawaTengah.id - Kasus dugaan pembobolan rekening hingga hilangnya tabungan nasabah Maybank Solo, Candraning Setyo sebesar Rp72 juta menyimpan sejumlah cerita.

Warga Puspan RT 003 RW 008, Blulukan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar itu mengakui jika sebenarnya dirinya tak berniat untuk mengutak-atik tabungan tersebut.

"Jadi itu sebenarnya rekening pasif saja. Dari awal tidak pernah diambil karena memang untuk massa depan," ungkap Candraning, Rabu (18/11/2020).

Namun pada 18 Juni lalu, Candaraning bersama sang istri hendak mengurus aplikasi pembayaran online untuk usahanya.

Baca Juga: Kasus Maybank Terjadi di Solo, Tabungan Nasabah Rp72 Juta Raib

"Untuk pendaftaran QR bisnis klien kami memang harus mecetak rekening koran sebagai syarat. Nah dari situlah akhirnya ketahuan saldonya hilang dan tinggal Rp 80 ribu," kata salah satu kuasa hukum korban, Gading Satria Nainggolan.

Setelah itu, lanjut Gading, kliennya langsung melakukan pengaduan ke Maybank dan sehari berikutnya kasus itu diadukan ke Polresta Surakarta.

"Untuk inti suratnya menyatakan penarikan dana atau uang keluar dilakukan secara sah. Si pengambil uang bisa berhasil menginput username dan pasword di sarana internet banking Maybank," paparnya.

Gading memaparkan, kecurigaan hilangnya tabungan itu sudah dimulai pada 11 Juni 2020. Saat itu, ponsel korban yang terhubung dengan internet banking Maybank tiba-tiba hilang sinyal.

Bahkan kondisi itu terhadi selama beberapa hari sebelum akhirnya korban mendatangi salah satu gerai provider di daerah Purwosari, Solo guna mengurus masalah tersebut.

Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Pedagang Pasar Legi Pakai Sistem Barter

Namun, korban yang mendatangi gerai provider itu justru memperoleh fakta jika terjadi penerbitan simcard baru pasca bayar dengan nomor seluler sama oleh orang yang tidak dikenal bertepatan dengan hilangnya sinyal pada 11 Juni.

Load More