SuaraJawaTengah.id - Perhimpunan hotel di Jawa Tengah mengaku sudah tak mampu jika pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali yang dimulai 11 Januari hingga 25 Januari 2021 bakal diperpanjang.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Heru Isnawan mengatakan, selama pandemi industri perhotelan di Jateng sudah terpukul.
“Kami sampai berapa bulan hampir tak berpenghasilan, Kita sudah tombok terus,” jelasnya kepada suara.com, Kamis (21/1/2020).
Menurutnya, selama pandemi sudah banyak kontraksi-kontraksi yang telah dialami oleh pembisnis hotel. Jika kontraksi itu berlanjut maka akan semakin banyak industri hotel yang gulung tikar.
“Secara umum kami memahami kebijakan PPKM yang dilaksanakan oleh pemerintah. Namun, jika pergerakan orang berhenti maka industri hotel juga akan berhenti,” katanya.
Dia berharap, jika kebjikan PPKM diperpanjang pihaknya ingin ada pelonggaran. Apalagi, sudah ada ratusan hotel yang sudah terverifikasi taat protokol kesehata.
“Jadi kami harap ada kelonggaran, biar masih ada pergerakan ekonomi juga. Kita sudah siap jika harus taat protokol kesehatan,”imbuhnya.
Sekjen BPD PHRI Jateng, Yantie Yulianti mengatakan, sejak bulan April beberapa hotel di Jateng sudah mulai tutup karena tak ada pelanggan. Karena pelanggan sepi, sekitar 85 hotel di Jateng terpaksa gulung tikar.
"Kita rata-rata minimal 80 pelanggan yang menginap, namun saat ini kalau ada 5 pelanggan yang menginap itu sudah Alhamdulillah banget," jelasnya.
Baca Juga: Permintaan Jokowi, PPKM Diperpanjang hingga 8 Februari
Nasib industri hotel di Jateng semakin diujung tanduk lantaran Pemerintah Provinsi mengeluarkan syarat bagi pendatang untuk rapid test antigen. Ia menyebut, banyak perusahaan hotel yang kecewa dengan kebijakan tersebut.
"Iya kemarin banyak yang kecewa, banyak calon pengunjung yang membatalkan pesanannya," ujarnya.
Ia mencontohkan, banyak perusahaan hotel yang rugi di Solo lantaran banyak yang membatalkan pesanan. Berdasarkan laporan yang ia Terima, angka kerugian hotel di Solo yang diakibatkan pembatalan pesanan mencapai Rp500 juta.
"Jadi itu hanya satu tempat saja ya. Tingak kerugiaannya sebesar itu. Belum lagi kita hitung di daerah-daerah yang lain," imbuhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota