SuaraJawaTengah.id - Kekecewaan pelayanan rumah sakit oleh anggota polisi di Kabupaten Banyumas kembali terjadi. Kali ini RS Elisabeth Purwokerto dipermasalahkan oleh keluarga pasien.
Dia adalah Fajar Andi Agustin, seorang anggota Polresta Banyumas yang mempermasalahkan pelayanan dan sikap RS Elisabeth Purwokerto saat menangani mendiang adik tercintanya, TA (32).
Fajar menuturkan, sehari setelah rontgen, kondisi adiknya TA semakin menurun hingga mengalami sesak nafas. Melihat hal tersebut, Fajar berulang kali memencet bel yang berada di kamar bangsal RS Elisabeth Purwokerto untuk memanggil perawat.
“Bukannya perawat datang menolong, saya justru diminta ke ruang perawat untuk menandatangani surat persetujuan rapid tes,” kata Fajar dilansir dari hestek.id, Kamis (18/2/2021).
“Kasus ini bermula pada 24 Oktober 2020 lalu. Adik saya, TA masuk IGD RSU Elisabeth karena mengeluh sakit perut. Setelah diiperiksa dokter, katanya didiagnosis ada peradangan pada bagian perut, sehingga perlu dilakukan rontgen,” jelasnya
Karena tak kunjung mendapat penanganan, TA yang baru memiliki bayi berusia dua bulan itu kondisinya semakin melemah. Baru setelah lebih dari satu jam, perawat datang disusul oleh dokter jaga.
Namun terlambat, kondisi TA sudah terlanjur drop dan mengembuskan nafas terakhir tak lama setelahnya.
“Atas peristiwa ini, saya telah mengajukan pengaduan ke RS Elisabeth terkait lambatnya penanganan pasien yang secara tidak langsung menyebabkan adik saya meninggal dunia,” katanya.
Mediasi
Baca Juga: Duh! Pelajar SMP di Banyumas Nekat Gagahi Empat Anak Laki-Laki
Manajemen RS Elisabeth pun menanggapi aduan ini dengan mengundang Fajar untuk bertemu langsung dan mendegar kronologi yang dia keluhkan.
Pada pertemuan itu, kata Fajar, pihak RS Elisabeth mengakui kelalaian perawat yang bertugas saat itu. Bahkan manajemen berjanji akan menjatuhkan sanksi kepada nakes tersebut.
“Saya pikir sudah selesai karena RS Elisabeth sudah mengakui kesalahannya, tapi selang tiga hari, ada perwakilan RS Elisabeth datang ke rumah duka, mengatakan hal yang bertolak belakang,” katanya.
Saat berkunjung ke rumah duka, perwakilan RS Elisabeth menjelaskan jika tenaga kesehatan yang bertugas saat peristiwa tersebut sudah bekerja sesuai standard operating procedure (SOP).
Fajar semakin naik pitam karena perwakilan RS Elisabeth terkesan membela diri dan cenderung menyalahkan penyakit mendiang adiknya.
“Penananganan adik saya sudah sesuai dengan SOP dan adik saya dinyatakan meninggal karena infeksi akut di perut, kandungan gula darah tinggi yang menyebabkan gagal nafas,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota