Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 04 Mei 2021 | 16:25 WIB
Koleksi buku di kios bekas persewaan buku milik Wahyu [ayosemarang.com/Alfian/Pratiwi]

SuaraJawaTengah.id - Bisnis penyewaan buku bisa dikatakan mulai meredup seiring dengan berkembangnya zaman yang serba digital. Perubahan gaya hidup dan minat membaca menjadi alasan yang tak bisa dihindari. 

Sama halnya di Kota Semarang. Bisnis persewaan buku membuat Wahyu Roso, 39, mulai menjual koleksi bukunya beberapa tahun terakhir ini.

Padahal, koleksi buku di kios di persewaan buku miliknya sudah mencapai kurang lebih 8.000 pieces dari berbagai tema, mulai dari novel, majalah, hingga buku komik.

Dilansir dari Ayosemarang.com, Wahyu mengatakan, dirinya terpaksa menjual buku koleksinya lantaran tempat persewaan buku yang saat ini sudah tidak diminati masyarakat di Semarang. 

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kota Semarang dan Sekitarnya, Jumat 30 April 2021

Meski demikian, banyak kenangan di buku koleksinya. Mengingat bagi anak 90-an, persewaan buku menjadi tempat favorit sebagai hiburan.

Bisnis persewaan buku yang ia kelola dulunya adalah warisan dari sang ayah. Yang mana, 10 tahun yang lalu, persewaan buku tersebut dikelola langsung oleh ayahnya sendiri. 

"Persewaan buku di sini sudah tidak aktif lagi sejak 4 tahun lalu mas.  Karena kalah saingan sama yang di internet," ujarnya Selasa (4/5/2021).

Bisnis penyewaan buku, Wahyu bercerita, 10 tahun lalu banyak dicari khususnya anak muda yang mencari novel dan komik manga bergenre action.

Syarat menyewa buku pun cukup simpel, penyewa meninggalkan KTP atau uang jaminan bagi yang belum memiliki KTP. Harga sewa buku mulai dari Rp 1000 per buku hingga sampai Rp 5 ribu setiap harinya.

Baca Juga: Kisah Warsinah: Mengais Rezeki dari Balik Jeruji Saat Ramadhan

Wahyu mengaku, bisnis persewaan buku pernah tenar di masanya. Banyak peminat dan hilir mudik menyewa dan mengembalikan buku merupakan semangat tersendiri bagi dirinya dalam mempertahankan dan menambah koleksi buku di kios persewaan bukunya. 

Bahkan, banyak pula calon penyewa yang mencari buku tertentu yang membuat dirinya membeli buku yang dicari itu. Untuk kemudian ia sewakan dengan harga terjangkau. Alhasil, tak sedikit buku baru koleksinya menjadi best sewa.

"Biasanya dulu pernah sampai ada peminjam yang pesan untuk buku komik manga terbaru. Nggak satu dua orang aja. Sampai ada daftar listnya. Bahkan ada yang pinjam satu buku baru hingga beberapa hari," katanya.

Penyewa Nakal

Adapun buku yang kerap jadi the best sewa antara lain, Novel Roman, Novel karya Sir Conan Doyle yakni cerita Sherlock Holmes, Novel karya Agatha Christie. Sementara untuk komik Manga, yang paling dicari antara lain, komik Dragon Ball, One Piece, dan Naruto.

Tak hanya kisah suka yang diceritakan Wahyu, kisah duka pun ia ceritakan dalam berbisnis persewaan buku. Dirinya pernah mendapatkan penyewa nakal yang membawa kabur bukunya. Namun ia sadar itu merupakan risiko ia membuka bisnis sewa buku.

"Pernah ada sih yang nyewa terus nggak ngembaliin bukunya, saya cari lewat alamat KTP nggak ketemu. Ya udah risiko sih, sampai ada yang ninggalin KTP sampai udah hangus masa berlakunya," terangnya.

Saat ini, lanjut Wahyu, dirinya hanya berfokus menjual buku-buku koleksi miliknya tersebut yang sudah sudah mencapai kurang lebih 5 ribu buku. Malahan, saat menjadi persewaan buku, koleksi bukunya mencapai kurang lebih 8 ribu buku.

"Sudah sekitar 4 tahun sih buku ini saya jual, nggak tak sewain lagi, saya jual online juga. Soalnya kalau sewa juga susah, kalah sama internet", imbuhnya.

Wahyu pun terpaksa menjual buku koleksinya.dengan harga yang relatif terjangkau. Yakni mulai dari Rp 5 ribu per bukunya. Buku yang ia jual merupakan buku tahun terbit 2000-an, bekas buku yang disewakannya tempo dulu.

Wahyu berniat menghabiskan buku-bukunya dan tidak stok buku baru untuk dagangnya. Namun sesekali jika ada yang menjual buku bekas ke kiosnya, Wahyu membelinya jika buku tersebut masih bagus dan diminati.

"Ini ndak nyetok lagi. Tapi kadang ada yang jual buku bekasnya, kalo minat ya tak beli. Tergantung juga susah jualnya apa enggak gitu," katanya. 

Keberadaan persewaan buku, lanjut Wahyu, sudah tidak bisa diandalkan lagi dalam mencari pundi-pundi uang. Melihat hal tersebut dirinya pun berusaha mencari pendapatan di sektor lain dengan cara membuka jasa ekspedisi pengiriman.

Load More