SuaraJawaTengah.id - Penyandang Disabilitas atau Difabel sering dipandang sebelah mata. Padahal mereka juga mempunayi kemampuan atau potensi yang tak kalah dengan orang pada umumnya.
Namun demikian, terdapat kisah para difabel di Semarang berhasil membuat kerajinan tangan. Produk dari mereka bahkan dijual hingga ke luar negari. Ini Kisahnya.
Produk difabel dijual hingga ke luar negeri
Bersamaan suara azan dzuhur, saya memasuki sebuah ruangan yang berisi dengan pernak-pernik seperti, batik, tas, boneka, masker, telur asin hingga sabun.
Barang-barang tersebut tertata rapi di sebuah rak yang ada di sebelah kiri. Pernak-pernik itu diurutkan berdasarkan jenis barang agar pengunjung atau pembeli yang datang tak bingung.
Sementera di sebelah kiri juga terdapat berbagai macam batik, telur asin dan berbagai makanan ringan yang juga diperjual belikan.
Yang paling menarik adalah, di tempat tersebut juga disediakan tas tote bag yang terbuat dari daur ulang kertas dan plastik untuk membawa barang yang dibeli oleh pelanggan.
Isi ruangan tersebut layaknya sebuah pameran mini yang diisi bermacam pernak-pernik dan juga kulineran. Suasana tersebut membuat saya tak bosan.
Lebih dari setengah jam, saya hanya berdiri dan melihat beberapa barang yang dipajang satu-satu. Waktu seperti berjalan lebih cepat, tak sadar jika di tempat tersebut saya harus bertemu dengan seseorang.
Baca Juga: Catat! Wali Kota Semarang Targetkan Vaksinasi Dosis Kedua Tuntas Akhir 2021
"Hallo mas, gimana kabarnya," kata penerima tamu, Dian sembari mengampiriku, Sabtu (23/10/2021).
"Iya mbak baik, mau ngobrol dimana," tanyaku.
Setelahnya, saya diajak ke sebuah ruangan yang cukup ramai. Di ruangan tersebut saya bertemu dengan beberapa orang yang notebennnya adalah produsen dan pemasaran produk tersebut.
"Ini Mbak Ana yang memasarkan produk di sini melalui media online," ucap Dian mengenalkan.
"Jadi produk-produk ini saya pasarkan melalui akun Instagram RD Shop," sahut Ana dari kursi roda yang sedang dia duduki.
Ana mempunyai nama lengkap Anna Oktavia (51 tahun), dia merupakan perempuan kelahiran Yogyakarta. Dia menderita kelumpuhan sejak usia 2 tahun. Berawal dari demam tinggi, beberapa hari kemudian Anna mengalami kelumpuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
7 Hatchback Bekas di Bawah Rp100 Juta yang Masih Layak Jadi Mobil Harian
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025