SuaraJawaTengah.id - Kelompok tani di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang sukses membangun bisnis padi atau beras organik. Mampu meraup omzet Rp 3,5 miliar setiap bulan.
Gabungan Petani Organik (Gupon) Sekarlagit memasok beras organik untuk raksasa bisnis makanan cepat saji KFC. Juga PT Hassana Boga Sejahtera, perusahaan penyedia bubur bayi merk Nayz.
Humas Gupon Sekarlangit, Miftahul Baehaqi mengatakan, usaha ini dirintis sejak tahun 2014. Para pendiri Gupon Sekarlangit mengajak petani di sekitar Grabag untuk beralih metode tanam padi menggunakan pupuk alami.
“Beras organik itu mementingkan kesehatan dan tanahnya sawah tetap subur. Sehingga panen lebih meningkat. Kalau kena residu (pupuk) kimia, tanahnya semakin rusak,” kata Baehaqi kepada SuaraJawaTengah.id, Kamis (18/11/2021).
Baca Juga: Puan Maharani Hujan-hujanan Tanam Padi, Susi Pudjiastuti Beri Komentar Menohok
Kelompok tani semakin percaya diri melakukan ekspansi bisnis, setelah menerima sertifikat pengelolaan pangan organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (Lesos) Mojokerto, Jawa Timur, tahun 2016.
Anggota Gupon Sekarlangit terus bertambah hingga saat ini mencapai 537 petani. Mereka tergabung dalam 33 kelompok tani yang tersebar di 11 desa. Total luas lahan padi organik yang dikelola Gupon Sekarlangit mencapai 881 hektare.
Lahan seluas 181 hektare berada di Kecamatan Grabag, 430 hekater di Kecamatan Sawangan, dan 270 hektare sisanya berada di Kecamatan Bandongan dan Tempuran.
“Omzetnya sekitar Rp 3,5 miliar per bulan dari 250 ton produksi padi organik. Dari gabungan petani organik di Grabag, Sawangan, Bandongan, dan Tempuran,” ujar Baehaqi.
Jumlah penjualan beras organik sempat anjlok akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dari yang semula 200-250 ton sebulan, menjadi hanya 50 ton.
Baca Juga: Duh! Hujan 2 Hari, Magelang Dilanda Longsor di Beberapa Titik
Larangan makan ditempat dan penutupan sekolah selama PPKM, mengurangi jumlah pengunjung gerai KFC. Padahal segmen pelanggan restoran cepat saji di kota-kota besar kebanyak siswa sekolah.
Proses pengolahan beras organik Gupon Sekarlangit menggunakan standar SNI 01-6729 tentang sistem pangan organik pada padi. Beras disortir dalam 2 kategori sehingga menghasilkan kualitas organik dan fisik beras yang utuh.
Selain menggunakan mesin, finishing proses sortir beras dilakukan secara manual. Sekitar 20 orang terlibat dalam keseluruhan produksi beras organik di Gupon Sekarlangit.
Pengelola dan operator pengolahan beras organik Gupon Sekarlangit mayoritas anak-anak muda berusia 30-38 tahun. Mereka menyebut diri sebagai petani milenial.
Petani milenial lebih terbuka terhadap kemajuan teknologi dan tanggap menghadapi perubahan jaman. Termasuk merespon perubahan gaya hidup masyarakat yang mengarah pada pola hidup sehat.
Pola tanam padi organik memaksimalkan penggunaan pupuk kandang yang jumlahnya berlimpah di Magelang. Para petani milenial ini juga mematahkan anggapan bahwa hasil produksi sawah organik lebih sedikit dari pola tanam pupuk kimia.
Jika proses persiapan lahan hingga pasca panen dilakukan dengan benar, 1 hektare sawah organik bisa menghasilkan 9 ton gabah.
“Petani milenial pola pikirnya lebih canggih. Lebih melek teknologi. Kami melakukan digital farming. Ada alat untuk mengecek kesuburan tanah, pH tanah, suhu dan kelembaban. Semua bisa dilihat datanya dari aplikasi di sistem android,” ujar Miftahul Baehaqi yang juga merangkap internal control system (ICS) Gupon Sekarlangit.
Gupon Sekarlangit saat ini menyiapkan proyek ambisius membangun penggilingan padi modern sendiri dan meluaskan lahan sawah organik.
Gupon Sekarlangit menargetkan tahun 2021 bisa menambah 300 hekatare sawah garapan baru. Mereka menargetkan menambah 600 hekatare lagi di tahun 2022.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
Adu Pendidikan Melody vs Raffi Ahmad, Siapa Lebih Cocok Jadi Ikon Petani Milenial?
-
Gaji Petani Milenial Kementan Bikin Ngiler! Cek Syarat dan Cara Daftarnya
-
Lowongan Kerja Petani Milenial 2024 Dibuka! Gaji hingga Rp 10 Juta Per Bulan
-
Apakah Petani Milenial Digaji? Nominal Menggiurkan Bisa Tembus Double Digit!
-
Link Pendaftaran Petani Milenial 2024 dan Syarat Daftarnya
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias