SuaraJawaTengah.id - Suara angin berhembus keras merontokan dedauan mangrove yang sudah ditanam Sururi (64) selama bertahun-tahun di Mangunharjo, Tugu, Kota Semarang.
Jutaan mangrove tersebut menjadi saksi bisu perjuangan Sururi atau yang akrab dipanggil Kiai Mangrove itu menyelamatkan daerahnya dari terjangan air laut.
Keresahan membuatnya selalu tergerak untuk menanam mangrove meski tak lagi muda. Setiap hari dia mengunjungi mangrove yang sudah dia tanam. Terlihat, beberapa mangrove juga dia sulam karena mati.
Pekerjaan menanam mangrove sudah dia lakukan sejak era Presiden Soeharto sampai sekarang. Sejak tahun 1995 dia berusaha menjadi benteng hidup agar perkampungannya tak terkena rob.
"Dulu tak tau mengadu kepada siapa, tau sendiri dulu ada aktor politik yang sangat berkuasa," katanya menggambarkan era Presiden Soeharto saat itu, Selasa (7/12/2021).
Singkat cerita, perjuangan Sururi menanam mangrove tak sia-sia. Tahun 2004-2005 masyarakat mulai merasakan manfaatnya. Beberapakali komunitas sadar lingkungan mulai terbentuk di Mangunharjo.
"Namun umurnya tak lama. Akhirnya bubar, yang jadi permasalah soal uang. Pada minta bayaran, saya kan tak punya uang untuk membayar" ucapnya.
Meski begitu, dia tak menyerah. Menurutnya, menanam mangrove merupakan sebagian dari perilaku yang dianjurkan oleh agama. Akhirnya, dia mengajak keluarga kecilnya untuk menjadi petani mangrove.
"Kalau saya bilang itu sudah sunah rasul," ucapnya.
Baca Juga: Inspiratif! Bertani Hidroponik, Pemuda Ini Hasilkan Omzet Jutaan Rupiah Setiap Bulan
Kurun waktu tahun 1990-2000, abrasi kawasan Mangunharjo menyebabkan terkikisnya pesisir hingga mengancam permukiman warga.
Kala itu, jarak antara permukiman hingga bibir pantai tinggal sekitar 500 meter. Selepas dia gencar melakukan penanaman, kini jarak permukiman dengan pesisir kembali terentang jauh sekitar 1,4 kilometer.
"Padahal sebelumnya 1,6 kilometer. Baguslah hampir seperti semula," katanya.
Tak heran atas kiprahnya tersebut, dia mendapat berbagai julukan. Mulai dari profesor mangrove dan kyai bakau. Meski demikian, dia enggan dipanggil dengan sebutan Kiai Mangrove.
"Ya saya tak tau ya asal sebutan itu, mungkin setiap menanam mangrove orang-orang tak ajak berdoa," paparnya.
Jika dia hitung, saat ini dia sudah menanam jutaan mangrove. Karena usianya sudah tak muda, dia mengajari anaknya untuk kelak bisa memperjuangkan mangrove yang telah dia tanam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota