Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 10 Juni 2022 | 18:04 WIB
Kusir andong menunggu wisatawan di pintu masuk sisi utara Candi Borobudur. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

Padahal belum tegak benar mereka bangkit setelah ambruk ditinju Covid 19. Kini pelaku wisata Borobudur harus kembali limbung diseruduk berbagai kebijakan yang tidak menguntungkan mereka.

Ada khawatiran mereka hanya mengais remah-remah dari potongan roti: Kawasan wisata super prioritas Borobudur.   

Sebab banyak dari para pelaku wisata ini hanya tahu menyambung hidup dari geliat pariwisata Candi Borobudur. Masa pandemi membuktikan, mereka roboh paling awal dan bangkit paling akhir. 

"Selama pandemi ekonominya yang paling susah para pelaku wisata. Mati total. Nggak bisa balik nggelebak. Terbiasa jualan dari kecil ya di Borobudur. Misal diberhentikan disitu, istilah orang desa itu kaku arep nyambut gawe opo. Bingung," kata kusir andong Borobudur, Parsudin.

Baca Juga: Luhut Tunda Kenaikan Tarif Tiket Candi Borobudur, Ganjar: Itu Bijaksana

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More