SuaraJawaTengah.id - Tak banyak yang mengetahui jika disudut Alun-alun Kota Semarang terdapat sebuah makam. Konon, jenazah yang bersemayam dimakam tersebut merupakan seorang pejuang Kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Perlu diketahui makam tersebut terletak disudut kiri Alun-alun Kota Semarang atau tepatnya didepan Masjid Agung Kauman.
Salah seorang tokoh masyarakat kauman, Muhaimin menyakini betul kalau makam itu berisikan seorang pejuang. Meski sampai detik ini belum satu pun warga kauman yang mengenali identitasnya.
Muhaimin lantas membeberkan berdasarkan cerita pamannya. Ada seorang pejuang yang tewas tertembak Tentara Jepang disekitar alun-alun atau Masjid Agung Kauman saat Pertempuran Lima Hari di Semarang.
"Pas pertempuran itu menyebar ke menyebar sampai (hotel) Dibya Puri dan Pasar Johar," ucap Muhaimin pada SuaraJawaTengah.id, Sabtu (12/8).
Karena situasi di Kota Lunpia saat itu cukup mencengkam. Tak ada warga sekitar yang berani menguburkan pejuang itu ke TPU Bergota. Alhasil, pejuang yang tewas itu dikubur didekat alun-alun.
"Banyak juga warga kauman yang saat itu mengungsi. Termasuk keluarga saya mengungsi ke Kudus. Jadi menurut saya cerita dari paman saya ini cukup masuk akal," imbuhnya.
Ada Versi Lain
Lelaki berusia 58 tahun mengakui ada perbedaan versi terkait sosok jenazah yang dikubur dimakam tersebut. Termasuk ada yang menganggap makam itu keramat.
"Ada juga yang menganggap makam itu mbah siapa, mbah siapa. Tapi sampai sekarang belum bisa dibuktikan," ungkapnya.
Muhaimin pun tidak mempersalahkan soal perbedaan tersebut. Namun cerita dari mulut ke mulut warga kauman sesuai dengan apa yang diceritakan pamannya.
Kebetulan paman Muhaimin seorang polisi yang saat Pertempuran Lima Hari di Semarang rentan waktu 15-19 Oktober 1945, pamannya ditugaskan menjaga wilayah Kauman dan sekitarnya.
"Kalau ada rujukannya makam itu mbah siapa ya monggo. Yang pasti rujukan saya dari pakde. Bisa dibilang cukup masuk akal karena alun-alun dengan lokasi pertempuran tidak terlalu jauh," paparnya.
Diakui Muhaimin memang kurang populer. Tidak banyak peziarah yang datang ke sana. Bahkan orang-orang kauman sendiri jarang ada yang berziarah ke makam tersebut.
"Saya juga tidak paham, coba tanya orang-orang kauman sini pernah ziarah ke makam itu nggak? Jawabannya pasti nggak pernah. Taunya makam itu seorang pejuang," tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota