SuaraJawaTengah.id - Kenakalan remaja seperti tawuran masih menjadi persoalan pelik di Kota Semarang. Setiap minggunya sering terdengar kabar di daerah tertentu terjadi peristiwa tawuran antar remaja.
Terbaru, tawuran remaja meletus di Jalan Pasir Mas Raya, Kelurahan Panggung, Kecamatan Semarang Utara, Jumat (15/12/23) pukul 03.00 WIB. Bahkan tawuran itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Korban tewas atas nama Sobec Alfa Adino (20) warga Sobec Alfa Adino (20) warga Brotojoyo Dalam, Panggung Kidul setelah terkena sabetan senjata tajam.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny S Lumbantorun mengatakan pihaknya telah mengamankan 17 remaja yang terlibat tawuran. Namun hanya satu remaja Aditya Eka Saputra (19) yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Remaja lainnya dijerat pasal berbeda. Nanti kita dalami lagi, kemungkinan bisa naik statusnya jadi tersangka," ucap Donny saat press conference di Polrestabes Semarang belum lama ini.
Berkaca dari permasalahan kenakalan remaja diatas. Di wilayah Semarang Utara ada sebuah jembatan dengan nama unik. Jembatan itu diberi nama "Jembatan Jalur Gaza".
Bahkan nama jembatan jalur gaza itu sampai terdaftar di peta digital. Akan tetapi, sebetulnya nama asli jembatan tersebut adalah jembatan boom lama.
Jembatan tersebut jadi akses penghubung dari Jalan Kuningan menuju Kampung Barutikung Kelurahan Banjarharjo. Alasan jembatan itu diberi nama "Jembatan Jalur Gaza" lantaran di tempat itu sering terjadi tawuran antar remaja kampung.
Baca Juga: Ini Alasan Bangunan Peninggalan Masa Kolonial Belanda Sangat Kuat, Bahkan hingga 100 Tahun Lebih
"Biasanya yang sering tawuran kampung sebelah Kuningan, Panggung, Hasanudin larinya ke sini (jembatan boom lama)," kata Sunarti saat ditemui Suara.com, Rabu (20/12/23).
Namun Sunarti tidak tahu menahu terkait perubahan nama jembatan boom lama jadi jembatan jalur gaza.
Narto warga lainnya yang tinggal di RT 02 RW 05 Kampung Barutikung agak kurang setuju dengan penamaan jembatan jalur gaza tersebut. Menurutnya, saat ini kondisi Kampung Barutikung dan kampung lainnya sudah jauh berbeda dibanding 20 tahun yang lalu.
"Sekarang sudah jalur aman. Bahkan barutikung malah sekarang jadi kampung santri," jelas Narto.
Dijelaskan Narto, maksud barutikung jadi kampung santri. Bukan banyaknya pondok pesantren yang berdiri disana. Melainkan banyak anak-anak di barutikung memilih pendidikan jalur agama lewat Pondok Pesantren.
Barutikung beserta beberapa kampung terdekatnya seperti perbalan, kuningan, tanjung mas, panggung, petek, dan kampung-kampung lainnya di Semarang Utara di masa lalu memang terkenal dengan sebutan daerah hitam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
Terkini
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut
-
BRI Diapresiasi atas Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
-
Dari Reruntuhan Menuju Harapan, Kementerian PU Bangun Kembali Ponpes Darul Mukhlisin Pascabanjir
-
10 Wisata Jepara Terpopuler yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
BRI Blora Berbagi Kebahagiaan di HUT ke-130: Santunan untuk Anak-anak SLB Negeri Japon