Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 20 Desember 2023 | 17:27 WIB
Potret jembatan boom lama yang berubah jadi nama 'jembatan jalur gaza'. Rabu (20/12/23) [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Kenakalan remaja seperti tawuran masih menjadi persoalan pelik di Kota Semarang. Setiap minggunya sering terdengar kabar di daerah tertentu terjadi peristiwa tawuran antar remaja.

Terbaru, tawuran remaja meletus di Jalan Pasir Mas Raya, Kelurahan Panggung, Kecamatan Semarang Utara, Jumat (15/12/23) pukul 03.00 WIB. Bahkan tawuran itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Korban tewas atas nama Sobec Alfa Adino (20) warga Sobec Alfa Adino (20) warga Brotojoyo Dalam, Panggung Kidul setelah terkena sabetan senjata tajam.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny S Lumbantorun mengatakan pihaknya telah mengamankan 17 remaja yang terlibat tawuran. Namun hanya satu remaja Aditya Eka Saputra (19) yang ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Juga: Ini Alasan Bangunan Peninggalan Masa Kolonial Belanda Sangat Kuat, Bahkan hingga 100 Tahun Lebih

"Remaja lainnya dijerat pasal berbeda. Nanti kita dalami lagi, kemungkinan bisa naik statusnya jadi tersangka," ucap Donny saat press conference di Polrestabes Semarang belum lama ini.

Jembatan Jalur Gaza

Berkaca dari permasalahan kenakalan remaja diatas. Di wilayah Semarang Utara ada sebuah jembatan dengan nama unik. Jembatan itu diberi nama "Jembatan Jalur Gaza".

Bahkan nama jembatan jalur gaza itu sampai terdaftar di peta digital. Akan tetapi, sebetulnya nama asli jembatan tersebut adalah jembatan boom lama.

Jembatan tersebut jadi akses penghubung dari Jalan Kuningan menuju Kampung Barutikung Kelurahan Banjarharjo. Alasan jembatan itu diberi nama "Jembatan Jalur Gaza" lantaran di tempat itu sering terjadi tawuran antar remaja kampung.

Baca Juga: Ini Prakiraan Cuaca di Kota Semarang pada Jumat 15 Desember 2023

"Biasanya yang sering tawuran kampung sebelah Kuningan, Panggung, Hasanudin larinya ke sini (jembatan boom lama)," kata Sunarti saat ditemui Suara.com, Rabu (20/12/23).

Namun Sunarti tidak tahu menahu terkait perubahan nama jembatan boom lama jadi jembatan jalur gaza.

Narto warga lainnya yang tinggal di RT 02 RW 05 Kampung Barutikung agak kurang setuju dengan penamaan jembatan jalur gaza tersebut. Menurutnya, saat ini kondisi Kampung Barutikung dan kampung lainnya sudah jauh berbeda dibanding 20 tahun yang lalu.

"Sekarang sudah jalur aman. Bahkan barutikung malah sekarang jadi kampung santri," jelas Narto.

Dijelaskan Narto, maksud barutikung jadi kampung santri. Bukan banyaknya pondok pesantren yang berdiri disana. Melainkan banyak anak-anak di barutikung memilih pendidikan jalur agama lewat Pondok Pesantren.

Barutikung beserta beberapa kampung terdekatnya seperti perbalan, kuningan, tanjung mas, panggung, petek, dan kampung-kampung lainnya di Semarang Utara di masa lalu memang terkenal dengan sebutan daerah hitam.

"Pas lebaran atau ada dendam lama para remaja sekitar jembatan mengadakan pertemuan untuk tawuran. Ya, maklum emosional remaja kan nggak stabil," ucapnya.

"Bahkan (pernah tawuran) pakai senjata segala seperti bawa bambu, kayu," tambahnya.

Sewaktu Kampung Barutikung tidak kondusif. Nato sempat kepikiran untuk pindah rumah. Sebab dia khawatir dengan masa depan anaknya.

"Kalau ada tawuran biasanya ada warga yang nabuh tiang listrik teng, teng, teng. Saya keluar, oh ada orang tukaran," bebernya.

Namun, seiring berjalannya waktu dan masifnya program pembinaan remaja oleh RT setempat. Barutikung berubah menjadi daerah yang lebih ramah dan aman.

"Anak-anak kalau sesekali mau cekcok di kampung pasti sudah malu sama orang tua mereka," ungkapnya.

Faktor lainnya yang menjadikan barutikung lebih kondusif yakni sudah banyak orang yang dikenal "gali" hijrah ke kampung lain.

"Belakangan tahun ini juga orang yang disebut gali atau apa sudah banyak yang hijrah atau pindah ke daerah Mijen, Sendang Mulyo dan lain-lainnya. Terus terkadang mereka sudah malu takut berefek buruk pada anaknya," tandasnya.

Kontributor : Ikhsan

Load More