Budi Arista Romadhoni
Selasa, 21 Mei 2024 | 08:31 WIB
Biksu thudong dikawal Banser saat menuju Candi Borobudur setelah melakukan perjalanan 60 kilometer dari Vihara Buddha Dipa di Semarang. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

Para biksu yang sebagian besar warga Thailand mendoakan warga dengan cara Buddha. Video biksu thudong yang berdoa di pelataran Masjid Baiturrohmah sempat viral di media sosial.

"Kalau orang yang tidak tahu, dikiranya (para biksu) beribadah. Yang salah persepsi kan itu. Orang yang tidak ngerti, mengiranya masjid untuk tempat ibadah orang Buddha. Itu yang orang keliru," kata Fatkhulrohman.  

Sebagai tuan rumah yang baik, warga Bengkal balik mendoakan para biksu agar selamat di perjalanan. Doa dipimpin oleh salah seorang sesepuh Desa Bengkal.  

"Kalau yang pro kontra ya teko luweh to (kalau yang pro dan kontra ya dibiarkan saja). Kami niatnya menjamu tamu. Niatnya bukan terus mempersilakan beribadah. Terus mereka (para biksu) juga nggak gimana-gimana kok."

Menurut Fatkhulrohman, warga muslim Desa Bengkal bermaksud menunjukkan wajah Islam yang damai kepada para biksu. Terlebih kebanyakan biksu adalah warga luar negeri yang mungkin belum mengenal ajaran Islam yang ramah.

"Kami ingin menunjukkan Islam itu ya seperti ini. Rahmatan lil alamin. Tidak seperti yang dibayangkan orang. Apalagi (para biksu) dari luar negeri. Masak di sini mau istirahat saja disepelekan? Semampu kami (menyambut tamu). Semaksimal mungkin cara kami menerima tamu."

Sambutan hangat warga kepada para biksu thudong tidak berhenti sampai di Bengkal. Hingga tiba di Candi Borobudur para biksu terus mendapat kawalan personel Bantuan Ansor Serbaguna (Banser).

Sejak rombongan biksu thudong masuk wilayah Magelang, secara estafet personel Banser mengawal biksu di tiap kecamatan yang dilintasi. Puluhan personel dikerahkan untuk melakukan pengawalan.

"Kami mengawal dari Gerbang Kalpataru di pertigaan Blondo, Mungkid. Sekitar 17 kilometer hingga tiba di Candi Borobudur," kata Kepala Sekretariat Markas (Kasetma) Banser Kecamatan Mungkid, April.  

Baca Juga: Waisak 2024: Candi Borobudur Siap Jadi Tempat Ritual Keagamaan

Sebelumnya panitia Walubi meminta dukungan pengawalan kepada Satkorcab Banser Kabupaten Magelang. Mereka diminta mengawal para biksu dari perbatasan Temanggung ke Magelang.

"Kami senang sekali karena merasa dibutuhkan. Bisa membantu sesama, juga masih diperlukan oleh orang lain. Meskipun berbeda agama. Kami untuk relawan itu saling menghormati umat beragama."

Ritual Mengembara Biksu Thudong

Biksu thudong tiba di Candi Borobudur setelah melakukan perjalanan 60 kilometer dari Vihara Buddha Dipa di Semarang. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

Pemimpin rombongan biksu thudong, Bhante Kamsai Sumano Mahathera menyebut selama perjalanan 60 kilometer dari Vihara Buddha Dipa di Semarang, hingga tiba di Candi Borobudur mereka tidak pernah merasa kesepian.

Di sepanjang jalan warga masyarakat menyambut hangat kedatangan para biksu thudong. Mereka merasakan betul rasa persaudaraan yang ditunjukkan oleh warga.

"Kami itu (merasa) sangat persaudaraan. Menjadi kerukunan seperti keluarga sendiri. Memberikan semangat. Sepanjang jalan sejauh 60 kilometer (kami) tidak pernah kesepian. Kami diundang untuk mampir oleh sekolah, kecamatan," kata Bhante Kamsai.

Load More