Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 24 Desember 2024 | 20:00 WIB
Ahmad Muhajir saat menjalani pemeriksaan mata di RS Mata JEC Candi Kota Semarang, Selasa (24/12/2024). [Dok Pribadi]

SuaraJawaTengah.id - Tangan Ahmad Muhajir gemetar sambil memegang tangan dokter di depannya. Bocah 9 tahun asal Kabupaten Blora itu terlihat sedikit ketakutan serta berteriak pelan, ketika menjalani pemeriksaan mata yang terganggu, seperti yang diinginkan Cagub Jateng Ahmad Luthfi beberapa waktu lalu.

Kepala dan dagu putra keempat dari pasangan Subandi (52) dan Siti Munawaroh (45) itu, menempel pada sebuah alat. Tepat di kedua matanya ada alat untuk merekam dan memotret kondisi bola mata kanan dan kiri. Sesekali dokter yang bernama Arnila Novitasari Saubig, Sp.M (K) mengarahkan cahaya senter ke kedua mata Muhajir.

Muhajir didampingi kedua orangtua dan kakaknya, Ahmad Ali Muhlisin, berangkat dari rumah menuju RS Mata JEC Candi Kota Semarang, Selasa (24/12/2024).

Berangkat menggunakan mobil Ambulan RS Bhayangkara, mereka dijemput dari rumah dan tiba di Kota Semarang 3,5 jam setelahnya.

Baca Juga: Kemenangan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng: Analisis Faktor Dominan dan Dinamika Politik ke Depan

Bahagia nampak dari wajah Subandi, istri dan anak-anaknya. Memeriksakan mata Muhajir di rumah sakit spesialis adalah keinginan keluarga yang tak kunjung terwujud karena dana. Kini hal itu terealisasi dan semua biaya ditanggung Ahmad Luthfi.

"Ini adalah harapan kami membawa Muhajir ke dokter lagi," kata Subandi.

Cagub Jateng Ahmad Luthfi memang tak bisa hadir langsung di momen pemeriksaan itu. Tapi ia menyempatkan diri untuk video call dengan Subandi dan Muhajir guna memberikan semangat.

"Le... piye Le? Yang semangat ya. Sudah ganteng pinter. Saya doakan dari sini. Semoga nanti bisa melihat normal lagi," kata Ahmad Luthfi yang diiyakan oleh Muhajir.

Demi mendengar itu, Subandi dan Muhajir pun mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Luthfi atas perhatian dan bantuan yang diberikan.

Baca Juga: Ahmad Luthfi-Taj Yasin Unggul di Hitung Cepat, Sudaryono Puji Pasukan Samurai dan Jangkrik, Apa Itu?

"Terima kasih Bapak. Terima kasih," ujar Subandi dan Muhajir bersamaan.

Saat di ruang pemeriksaan kurang lebih 20 menit, mata kanan dan kiri siswa kelas 3 SD LB Jepon Blora ini, diperiksa dengan detil. Tak hanya itu, kedua bola mata dan kemampuan syarafnya juga di cek menggunakan USG mata.

Usai pemeriksaan, dokter menyampaikan mata kanan Muhajir sama sekali tak mampu melihat, sementara mata kiri masih samar-samar bisa melihat cahaya. Masih ada harapan.

Setelah tanya jawab antara orangtua dan dokter, diketahui bahwa Muhajir dulunya lahir kembar dan prematur. Saudara kembarnya, Muhadi meninggal beberapa hari setelah lahir. Sementara Muhajir harus dibantu dengan inkubator saat bayi. Ia tumbuh diinkubator dalam beberapa bulan pertama.

"Selama 3 bulan diinkubator, dapat asupan oksigen itu bagus untuk paru-paru. Tapi efek lainya, mempengaruhu syaraf-syaraf mata. Ada selaput putih tipis yang ketarik. Pertumbuhan pembuluh darah berlebihan," ujar dokter.

Menurutnya, kodisi mata Muhajir tidak bisa dioperasi namun mata kiri masih bisa diterapi dan diberi obat. Tujuan terapi untuk merangsang kemampuan syaraf melihat cahaya dan bayangan.

Subandi dan istrinya diminta menyediakan mainan seperti bola dengan warna beragam dan ada cahaya. Suasana rumah juga harus terang. "Meski pengelihatan terbatas, tapi harus terang. Untuk merangsang syarafnya. Nanti akan diberi obat juga. Jangan menyerah, harus terus berusaha semaksimalnya," katanya lagi.

Meski nanti tidak bisa melihat sebagaimana mata normal, namun bocah yang bercita-cita jadi pemain hadrah ini bisa mandiri dalam beraktivitas.

Subandi dan istri merasa lega dengan penjelasan dokter. Keduanya bertekad untuk melaksanakan saran dokter, mulai dari pemeriksaan rutin, terapi dan pengobatan.

"Alhamdulillah, kini tahu kondisi mata anak secara detil. Ya, kami akan menerapinya," kata pria yang bekerja sebagai kuli bangunan dan buruh tani ini.

Subandi juga terang-terangan mengucapkan terima kasih pada Ahmad Luthfi yang memfasilitasi dan membiayai pengobatan. Ia kemudian turut mendoakan yang terbaik bagi pemenang Pilgub Jateng 2024 tersebut.

"Kami terima kasih ke Pak Ahmd Luthfi sekeluarga. Semoga amal baiknya dibalas dengan kebaikan," ujar Subandi warga Warga RT 3 RW 3 Dukuh Kalirejo, Desa Turirejo, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.

Sebelumnya, pertemuan Ahmad Luthfi dan Subandi beserta anaknya adalah momen tak sengaja.

Cerita itu bermula saat Subandi mendengar rencana kedatangan Presiden ke-7 RI Jokowi dan Cagub Ahmad Luthfi serta Cawagub Taj Yasin Maimoen ke Blora pada pertengahan November 2024 lalu. Ia bersama istri dan Ahmad Muhajir naik sepeda motor menuju pusat kota Blora. Mereka bertemu di sebuah warung satai.

Semula ia dan keluarganya hanya menonton, sampai tiba-tiba Jokowi memerintahkan semua anak masuk warung dan ikut makan satai, termasuk Muhajir. Beberapa menit kemudian, Subandi dipanggil ikut masuk. Ia adalah satu-satunya orang tua yang masuk di ruangan sempit itu.

Ternyata Cagub Ahmad Luthfi menawarkan pengobatan usai berbincang dan mengetahui kondisi Ahmad Muhajir. Subandi sumringah. Ia sama sekali tak mengira ada tawaran itu hingga ia menyebut sebagai rezeki dari Allah.

Sebelum berobat di RS Mata di Kota Semarang, oleh Ahmad Luthfi, Muhajir telah diminta terlebih dahulu periksa di RSUD Blora.

Load More