Budi Arista Romadhoni
Minggu, 20 April 2025 | 13:28 WIB
Ilustrasi hantu dalam kamar kosan murah Semarang [Freepik/Freepik]

Esok paginya, ia juga melihat pocong melompat-lompat di antara pohon pisang di jalan setapak. Sejak saat itu, sang kakak menolak menginap di kosan Sonja.

Ketika Sonja memberanikan diri menanyakan hal ini kepada ibu kos, jawabannya hanya, “Oh, itu cuma yang jaga aja.” Pernyataan ini bukannya menenangkan, malah memperkuat dugaan bahwa memang ada sesuatu yang disembunyikan.

Apalagi rumah ibu kos tergolong paling besar dan paling makmur di lingkungan itu, dengan usaha kos, laundry, kios, dan ATK.

Pada akhirnya, dari tujuh penghuni awal kosan tersebut, hanya dua yang bertahan. Lainnya, termasuk Sonja, memutuskan pindah karena tidak tahan dengan gangguan yang terus menerus terjadi.

Kamar yang dulunya ditempati Sonja kini telah diubah menjadi kios, dan pohon tempat pria menggantung diri sudah ditebang.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa tidak semua tempat tinggal murah membawa kenyamanan. Terkadang, ada harga yang tak terlihat yang harus dibayar.

Semoga penghuni kosan saat ini tidak mengalami hal-hal serupa, dan hanya kita yang menjadi saksi dari kisah kelam yang diceritakan Sonja.

Kontributor : Dinar Oktarini

Baca Juga: Semarang Diprakirakan Hujan Ringan, Warga Diimbau Waspadai Cuaca Tak Menentu

Load More