Rejeki mereka cenderung stabil meski tidak melimpah, namun jika mampu menjaga konsistensi dan kejujuran, maka keberuntungan bisa mengikuti.
Primbon juga mencatat bahwa Jumat Legi kurang cocok jika bekerja dalam bidang yang penuh tekanan atau kompetisi tinggi, karena bisa menyebabkan stres dan mengganggu stabilitas emosinya.
Satu catatan penting adalah bahwa Jumat Legi sangat tergantung pada lingkungan dan pasangan hidupnya dalam hal keberuntungan. Jika mereka mendapat pasangan yang cocok secara neptu dan watak, maka rejeki dan kehidupan rumah tangga bisa sangat harmonis.
Jodoh dan Kehidupan Cinta
Dalam urusan asmara, Jumat Legi dikenal setia dan tulus mencintai pasangannya. Mereka tidak suka main-main dan cenderung serius dalam menjalin hubungan.
Oleh karena itu, mereka lebih cocok dengan pasangan yang memiliki sifat stabil, sabar, dan mampu memahami perasaannya.
Menurut perhitungan kecocokan neptu dalam Primbon, Jumat Legi paling cocok dengan weton-weton yang total neptunya berjumlah 7, 12, atau 17, seperti Selasa Pon (7), Rabu Kliwon (12), atau Kamis Legi (17).
Kombinasi ini dipercaya dapat membawa keharmonisan dan kelanggengan dalam rumah tangga.
Sebaliknya, Jumat Legi disarankan menghindari pasangan dengan total neptu 11 (sama seperti dirinya) karena dikhawatirkan akan terjadi “senggolan watak” yang menyebabkan konflik dalam rumah tangga.
Baca Juga: Minggu Pahing dalam Primbon Jawa: Karakter Kuat Tapi Rezeki Naik Turun
Meskipun demikian, hal ini bukanlah ketentuan mutlak, melainkan nasihat kultural agar lebih berhati-hati dalam memilih pasangan.
Catatan Spiritual dan Hari Baik
Dalam kepercayaan Jawa, Jumat Legi juga dianggap sebagai hari yang memiliki aura spiritual kuat.
Banyak kegiatan adat atau ritual, seperti ruwatan, slametan, hingga tirakat, dilakukan pada Jumat Legi karena diyakini sebagai waktu yang penuh berkah dan ketenangan batin.
Bahkan di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jumat Legi dijadikan hari pasaran khusus untuk ziarah atau kegiatan spiritual karena dianggap membawa energi positif dan kemudahan dalam doa.
Meski zaman telah berubah dan ilmu pengetahuan semakin maju, tradisi membaca weton tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC