SuaraJawaTengah.id - Penanganan kasus dugaan pencabulan yang menimpa seorang remaja putri berinisial HIF (17) di Blora, Jawa Tengah, menjadi sorotan.
Setelah hampir tiga bulan dilaporkan ke Polsek Blora, pihak keluarga melalui kuasa hukumnya mengeluhkan lambannya proses hukum yang berjalan dan menuntut kejelasan.
Keluarga korban, yang diwakili oleh UJ (52), telah menunjuk kuasa hukum Zainudin, SH, dari Lembaga Penyuluhan Hukum Nahdlatul Ulama (LPHNU) Kabupaten Blora.
Zainudin secara tegas mendesak pihak kepolisian untuk segera memberikan kepastian hukum dan menindaklanjuti laporan yang telah mereka layangkan.
Menurutnya, laporan resmi telah dibuat sejak pertengahan Mei 2025, namun hingga kini belum ada langkah konkret yang dirasakan oleh pihak korban terhadap terduga pelaku.
”Meskipun sudah kami laporkan secara tertulis ke Polsek Blora kota pada Senin, 12/5/2025 lalu, namun hingga saat ini dari pihak kepolisian belum juga ada tindakan yang nyata terhadap terlapor,” Jelasnya pada Jumat (8/8/2025).
Zainudin membeberkan, terduga pelaku adalah QS, seorang warga Kecamatan Kota Blora yang merupakan bos dari tempat korban bekerja.
Sementara HIF, korban, adalah seorang pelajar yang juga berasal dari Kecamatan Blora.
Peristiwa nahas ini diduga terjadi pada hari ketiga korban bekerja. "Peristiwa terjadi pada Senin, 5/5/2025. tersebut bermula dari HIF yang diterima bekerja di life tik tok usaha dari N istri QS. Satu dua hari bekerja tidak ada masalah," jelasnya.
Baca Juga: BRI Dukung Bhayangkara Run 5K di Cepu, Perkuat Sinergi dan Kenalkan Layanan Digital ke Masyarakat
Kronologi kejadian bermula ketika pada hari ketiga, HIF diajak oleh QS untuk pergi menggunakan mobil dengan dalih pekerjaan.
Di dalam mobil itulah, QS diduga mencoba melakukan tindakan asusila dengan mengajak korban berhubungan intim. HIF dengan tegas menolak ajakan tersebut dengan berbagai alasan, termasuk mengaku sedang menstruasi.
Merasa terancam dan tidak nyaman, korban berusaha melarikan diri.
Setelah beberapa kali mencoba, HIF akhirnya berhasil keluar dari mobil dan segera memesan ojek online untuk kembali ke tempat kerja mengambil barang-barangnya, sebelum akhirnya pulang dan mengadukan peristiwa tersebut kepada orang tuanya.
Akibat kejadian ini, korban dilaporkan mengalami trauma mendalam.
Menanggapi keluhan pihak korban, Kanit Reskrim Polsek Blora, IPTU M Ansori, memberikan klarifikasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran