SuaraJawaTengah.id - Suasana duka yang menyelimuti sebuah keluarga di Bangetayu Wetan, Kota Semarang, Jawa Tengah, justru berlipat ganda menjadi sebuah tragedi kemanusiaan.
Acara hajatan untuk memperingati setahun meninggalnya anggota keluarga yang seharusnya menjadi momen mengirim doa, malah berakhir dengan puluhan warga terkapar lemas diduga akibat keracunan makanan.
Ironisnya, keluarga penyelenggara yang memasak sendiri hidangan tersebut juga turut menjadi korban.
Peristiwa nahas ini bermula pada Jumat (12/9/2025) malam. Sebuah keluarga dengan niat tulus menggelar acara tahlilan dan membagikan nasi kotak sebagai wujud syukur dan sedekah.
Namun, niat baik itu berubah menjadi petaka beberapa jam setelah warga menyantap hidangan yang dibawa pulang. Satu per satu warga mulai merasakan gejala mual, pusing, sakit perut, hingga diare hebat.
Kepanikan pun pecah di tengah malam. Warga yang semula berkumpul untuk mendoakan almarhum, kini harus saling bantu membawa tetangga mereka yang terkulai lemas ke rumah sakit.
"Pada tengah malam ada 21 orang yang harus dilarikan ke RS Wongsonegoro akibat mengalami muntah dan diare," kata Kapolsek Genuk Kompol Rusmanto di Semarang, Sabtu (13/9/2025).
Menurut kesaksian warga, hidangan dalam nasi kotak itu terdiri dari nasi, acar, sambal goreng hati ayam, dan masakan daging sapi.
Makanan yang dimasak dengan jerih payah oleh keluarga penyelenggara itu kini justru menjadi pangkal derita.
Baca Juga: Waspada Hujan di Akhir Pekan! BMKG Prediksi Semarang Bakal Diguyur Hujan Siang Ini
Duka Ganda Keluarga Penyelenggara
Di tengah musibah yang menimpa puluhan tetangganya, keluarga yang menggelar hajatan itu pun harus menanggung beban ganda.
Selain didera kesedihan atas peristiwa ini, mereka juga ikut jatuh sakit dan merasakan penderitaan yang sama.
Kondisi ini menyulitkan pihak kepolisian untuk menggali keterangan lebih dalam mengenai proses memasak hidangan tersebut.
"Belum bisa dimintai keterangan secara detil karena keluarganya juga mengalami keracunan," tambah Rusmanto, menyoroti sisi humanis dari tragedi ini.
Bayangkan, di saat mereka seharusnya masih dalam suasana berkabung, kini harus melihat tetangga dan bahkan diri mereka sendiri terbaring sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota