- Makam Sunan Kudus tetap ramai dikunjungi 2.000 peziarah per hari meski libur sekolah telah berakhir.
- Momentum Bulan Maulud menjadi magnet utama yang menarik ribuan peziarah dari berbagai daerah ke Kudus.
- Puluhan bus pariwisata tercatat masih memadati terminal wisata setiap akhir pekan selama Bulan Maulud.
SuaraJawaTengah.id - Musim libur sekolah boleh saja telah berakhir, namun denyut spiritual dan keramaian di kawasan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, tampaknya tak kunjung surut.
Ribuan peziarah dari berbagai penjuru nusantara terus memadati salah satu destinasi wisata religi utama di tanah air ini, menciptakan sebuah fenomena yang menunjukkan kuatnya tradisi ziarah di tengah masyarakat.
Berakhirnya masa liburan yang identik dengan lonjakan wisatawan keluarga tidak serta-merta membuat kompleks makam salah satu Walisongo ini sepi. Sebaliknya, atmosfer khusyuk dan padat masih sangat terasa, terutama saat akhir pekan tiba.
Juru bicara Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Deny Lukmanul Hakim, mengonfirmasi bahwa anomali ini didorong oleh momentum istimewa. Menurutnya, Bulan Maulud menjadi magnet utama yang menarik para peziarah.
"Jumlah peziarah setiap harinya bisa mencapai 2.000-an orang. Sedangkan saat libur sekolah jumlahnya bisa lebih banyak lagi karena yang datang tidak hanya dari kalangan kelompok pengajian, melainkan banyak pula dari keluarga memanfaatkan liburan," ungkap Deny dikutip dari ANTARA di Kudus, Minggu (21/9/2025).
Ia menambahkan, meski bukan lagi masa liburan formal, keramaian ini diperkirakan akan terus berlanjut.
"Meskipun bukan masa libur, kata dia, kepadatan memang masih terjadi, yang dimungkinkan memanfaatkan momen bulan Maulud," jelasnya.
Fenomena ini tidak hanya terlihat dari kerumunan orang di sekitar area makam, tetapi juga tercermin dari data lalu lintas kendaraan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kudus, Edy Supriyanto, mengakui adanya kepadatan bus pariwisata yang signifikan di Terminal Wisata Krapyak.
Baca Juga: Korupsi Dana Desa di Kudus Terbongkar! Kades Cendono Tilep Duit Pembangunan Rp571 Juta
"Berkisar 50-an unit bus setiap harinya, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Sedangkan hari biasa tidak sebanyak itu, berkisar 20-an bus," ujar Edy.
Ia menegaskan bahwa tren positif ini sudah terasa sejak pertengahan Agustus 2025 dan terus berlanjut hingga kini, bertepatan dengan masuknya Bulan Maulud.
Bagi para peziarah, memilih waktu di luar musim liburan seringkali menjadi strategi tersendiri.
Samingan, seorang peziarah asal Kulonprogo, Yogyakarta, menuturkan bahwa ia dan rombongannya sengaja memilih akhir pekan untuk berziarah agar tidak mengganggu aktivitas kerja.
"Kami sengaja berangkat di akhir pekan, agar semua anggota pengajian bisa berangkat karena libur kerja, sehingga yang ikut bisa 50-an orang," ujarnya.
Rombongannya tidak hanya bertujuan ke Kudus, tetapi juga melanjutkan perjalanan spiritual ke makam Sunan Muria dan Sunan Kalijaga di Demak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Saldo DANA Kaget: Raih Kesempatan Rp129 Ribu dari 4 Link Spesial!
-
6 Tempat Wisata Terpopuler di Salatiga untuk Liburan Akhir Tahun
-
Gubernur Luthfi Jadi Penasehat, Ribuan Dapur Makan Bergizi Gratis Jateng Kini Punya Induk
-
10 Kesalahan Saat Mencuci Mobil yang Sering Dilakukan Orang, Ada yang Paling Fatal
-
BRI Dukung Pemberdayaan Difabel melalui Pelatihan dan Program Magang