- Kapten CPM Sanjoto ditugaskan memburu Ketua PKI D.N. Aidit hidup-hidup pasca peristiwa G30S.
- Pengejaran berlangsung berhari-hari dari Peterongan Semarang hingga arah Solo dan Jawa Timur.
- Aidit akhirnya ditangkap di Surakarta tahun 1966, jadi saksi sejarah pergolakan dan penumpasan PKI.
SuaraJawaTengah.id - Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) tidak hanya menyisakan tragedi kelam dengan gugurnya para jenderal TNI, tetapi juga membuka babak panjang perburuan terhadap tokoh-tokoh utama Partai Komunis Indonesia (PKI).
Salah satu kisah yang jarang terdengar datang dari Kapten Polisi Militer (CPM) Purnawirawan Sanjoto, yang kala itu mendapat tugas memburu Ketua CC PKI, Dipa Nusantara (D.N.) Aidit, di wilayah Semarang dan sekitarnya. Sebagaimana dikutip dari YouTube Asatu Media.
1. Tugas Khusus dari Komando untuk Menangkap Ketua PKI Hidup-Hidup
Sanjojo, yang ketika itu berpangkat letnan, mengisahkan bahwa dirinya mendapat tugas khusus dari atasan melalui Kapondam. Ia diminta melacak sebuah rumah di Kelurahan Peterongan, Semarang, yang diduga dijadikan tempat transit D.N. Aidit.
Instruksi jelas: jika memungkinkan, Aidit harus ditangkap hidup-hidup. Namun, tugas itu bukan perkara mudah. Informasi tentang lokasi rumah sangat terbatas, hanya disebutkan berada di kawasan Peterongan tanpa alamat jelas.
2. Jejak Panjang Pengejaran D.N. Aidit dari Peterongan Hingga Arah Timur Jawa
Sanjojo berkeliling hingga 12 hari, mencari-cari rumah dengan ciri halaman luas sebagaimana disebutkan dalam laporan. Ketika sampai di sebuah lokasi, ia mendapati situasi sudah berubah.
Ratusan warga telah berkumpul, membakar bendera dan papan-papan atribut PKI. Dari keterangan RT setempat, ia baru tahu bahwa Aidit dan rombongannya sudah meninggalkan tempat tersebut sekitar dua jam sebelumnya.
3. Aidit Diduga Akan Menuju Solo dan Berusaha Kabur ke Luar Negeri
Baca Juga: Jejak Panjang LEKRA: Seni Ideologi Kiri yang Lenyap Pasca Peristiwa G30S PKI
Menurut laporan yang ia dapatkan, rombongan Aidit bergerak ke arah timur. Sanjoto pun terus mengikuti petunjuk, meski sering kali harus menerka arah pergerakan.
Ia memperkirakan Aidit akan menuju Solo, bahkan mungkin berupaya keluar negeri lewat bandara di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Koordinasi dengan Kapomdam dan perwira lain seperti Letkol CPM Surono pun dilakukan untuk mempersempit ruang gerak target.
4. Operasi Penutupan Jalan dan Strategi Penangkapan yang Dilakukan Berulang Kali
Upaya pengejaran ini penuh dengan drama. Jalan-jalan keluar kota dijaga ketat, pasukan disiapkan untuk menghadang, dan operasi dilakukan berulang kali.
Sanjojo bersama timnya harus berulang kali menutup akses, melakukan patroli, dan menyiapkan strategi agar Aidit bisa ditangkap dalam kondisi hidup-hidup.
5. Aidit Akhirnya Ditangkap di Surakarta
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan