- Sabrang Mowo Damar Panuluh mengkritik pendidikan Indonesia fokus transfer informasi, bukan penanaman nilai moral.
- Kritik disampaikan dalam seminar UNNES Semarang pada Selasa, 25 November 2025, menyoroti korupsi pejabat terpelajar.
- Ia mengusulkan model belajar "in time" kontekstual, bukan "in case" yang dianggap tidak relevan dan kaku.
SuaraJawaTengah.id - Musisi sekaligus pemerhati pendidikan, Sabrang Mowo Damar Panuluh, melontarkan kritik tajam terhadap sistem pendidikan di Indonesia saat ini.
Menurutnya, pendidikan telah salah kaprah karena lebih fokus pada transfer informasi ketimbang menanamkan nilai atau value dan moralitas.
Akibatnya, lahir banyak individu berpendidikan tinggi namun rapuh secara moral, yang terbukti dari maraknya kasus korupsi oleh para pejabat terpelajar.
Kritik pedas ini disampaikannya dalam seminar bertajuk “Meneguhkan Pendidikan sebagai Kompas Moral Bangsa” yang digelar oleh Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang (UNNES) di Semarang, Selasa (25/11/2025).
Acara yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan pendidikan ini menjadi ajang bagi Sabrang untuk membedah borok dunia pendidikan nasional.
Putra budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) ini menyoroti bagaimana institusi pendidikan, terutama di level universitas, seharusnya menjadi garda terdepan dalam kemajuan bangsa.
"Universitas adalah tempat terbaik untuk melakukan eksperimen karena menjadi tempat yang steril dan mudah untuk melakukan pengawasan. Melalui eksperimen, maka ilmu pengetahuan akan tumbuh dan berkembang sehingga pendidikan akan turut maju," ujar Sabrang.
Namun, realitasnya jauh panggang dari api. Ia melihat pendidikan hari ini terlalu berorientasi pada aspek kognitif semata. Hal ini menciptakan anomali, di mana seseorang bisa menyandang gelar S1, S2, bahkan S3, tetapi perilakunya tidak mencerminkan ketinggian ilmunya.
“Jika kita menilik media massa maka kita akan melihat orang berpendidikan tinggi, S1, S2 bahkan S3 yang kemudian terjerat kasus korupsi padahal pendidikannya sudah tinggi. Berita di berbagai media massa tersebut menunjukkan bahwa kita masih belum menyentuk aspek value dan perilaku dari manusia itu sendiri,” tegasnya.
Baca Juga: Misteri Kematian Mahasiswa UNNES: Pamit Demo, Pulang Lebam, Mengigau 'Jangan Dipukuli'
Model Belajar "In Case" Biang Keroknya
Salah satu penyebab utama kegagalan ini, menurut Sabrang, adalah penerapan model pembelajaran "in case".
Model ini mencekoki siswa dengan berbagai macam ilmu yang belum tentu relevan dan kontekstual dengan tantangan yang mereka hadapi saat ini. Akibatnya, ilmu yang dipelajari mudah hilang dan tidak membekas.
"Model in case adalah sebuah pembelajaran yang semuanya diajarkan namun tidak kontekstual dengan apa yang terjadi sekarang sehingga kita tidak tahu kegunaan apa yang kita pelajari," jelasnya.
Sebagai solusi, ia menawarkan model pembelajaran "in time" yang dianggap lebih esensial dan kontekstual.
"Model in time adalah mengajari ilmu pengetahuan untuk menghadapi apa yang terjadi sekarang," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Sambut Pergantian Tahun, Indosat Siapkan Jaringan 5G Terluas di Semarang, dan Pacu Ekonomi Digital
-
Semarang Diguyur Hujan Ringan: Waspada Potensi Banjir Rob dan Dampak Ekonomi
-
Desa Sumberagung Grobogan Kini Terang Benderang: BRI Peduli Hadirkan 10 PJU Tenaga Surya
-
Kudus di Ujung Tanduk: Menteri LHK Ancam Sanksi Berat Imbas TPA Berbahaya di Atas Tebing
-
Peran BRILink Agen Hadirkan Akses Keuangan dan Pertumbuhan Usaha di Pelosok Desa