"Mereka manusia hidup, selama dikurung kita bertanggung jawab memikirkan pangannya,"katanya
Namun kini lahir persoalan baru. Warga di luar 30 keluarga berstatus ODP menuntut hak sama. Total ada 245 keluarga, termasuk 30 keluarga, di dusun itu. Mereka juga menginginkan kompensasi karena merasa ikut menanggung derita. Mereka tidak bisa leluasa beraktivitas dan mencari nafkah usai dusunnya terisolasi.
Padahal anggaran desa sangat terbatas. Pemdes pun berusaha mencari terobosan lain. Nashirudin mengaku sudah mengusulkan bantuan untuk seluruh keluarga di dusun itu ke Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Pemkab pun disebutnya bersedia membantu memenuhi kebutuhan warganya.
Nashirudin ingin desanya menjadi role model untuk penanggulangan Virus Covid-19. Ia ingin para pemimpin dan masyarakat di tempat lain berkaca dari desanya sebelum terburu memutuskan untuk mengarantina wikayahnya.
Baca Juga:Kota Bandung Mau Lockdown, Koordinasi dengan Cimahi, Sumedang dan KBB
Baru lockdown di tingkat dusun, masyarakat sudah menjerit hingga pemerintah kewalahan. Ia tak bisa membayangkan jika lockdown dilakukan di tingkat lebih luas, misalnya kota. Bagaimana pemerintah bisa mencukupi kebutuhan warganya hingga menghentikan kekacauan yang berpotensi terjadi.
"Saya ingatkan penutupan batas wilayah itu konyol dan hanya akan mempersulit diri. Karena di dalamnya ada manusia hidup. Mereka bisa mengamuk dan menjarah jika kebutuhannya tidak tercukupi. Kita memang takut, tapi jangan berlebihan," katanya.
Kontributor : Khoirul