Petani Margasana Dilarang Jual Hasil Panen, Cegah Kelaparan saat Corona

Pengelolaan pangan di sana dibantu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Margasana lewat lumbung padi mandiri itu.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 21 April 2020 | 12:34 WIB
Petani Margasana Dilarang Jual Hasil Panen, Cegah Kelaparan saat Corona
Lumbung padi mandiri di Desa Margasana, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas. (dok desa)

SuaraJawaTengah.id - Petani di Desa Margasana, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas dilarang menjual hasil panen untuk mencegah kelaparan di desanya saat wabah virus corona. Hasil panen di desa itu akan dikumpulkan dalam lumbung padi mandiri.

Pengelolaan pangan di sana dibantu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Margasana lewat lumbung padi mandiri itu.

"Pandemi membuat kita sadar untuk saling menjaga, bergotong-royong dan membangun kebudayaan leluhur. Karena kita tidak tahu akan sampai kapan pandemi covid-19 berakhir dan mengarah pada ancaman ketahanan pangan," kata Kepala Desa Margasana, Dodit Ari Wibowo saat dihubungi, Selasa (21/4/2020).

Lumbung desa yang baru dibentuk menjaga konsep ketahanan pangan desa agar dapat terus terjamin. Bahkan untuk saat pemenuhan pada saat kondisi darurat pandemi tersebut diperkirakan akan berlangsung cukup lama.

Baca Juga:6 Langkah Sederhana Cegah Virus Corona di Mobil

"Konsepnya nanti BUMDes membeli gabah petani dengan harga pasaran. Sekitar Rp 480 ribu per satu kuintalnya. Sementara nanti hal teknis kita timbun dulu, karena menghadapi pandemi covid-19," jelasnya.

Hal tersebut dinilai penting untuk mengantisipasi krisis pangan. Pihaknya juga sambil mengedukasi kepada petani khususnya Desa Margasana. Ia meminta kepada petani agar tidak menjual hasil panenan.

"Karena kita tidak tahu pandemi ini sampai kapan. Jadi kalau ada petani yang panen jangan semuanya dijual. Kayanya tadi sudah ada yang mau jual gabah dari warga," ujarnya.

Nantinya, program lumbung desa ini juga untuk kepentingan warga Desa Margasana. Karena juga akan dibagikan kepada warga setempat.

BUMDes Margasana sendiri memiliki modal keseluruhan kekayaan sekitar Rp 180 juta. Pihaknya mempersiapkan minimal Rp 50 juta untuk kebutuhan lumbung padi. Luasan lahan yang ditanam padi sekitar 90 hektar. 7000 meter persegi nya dapat menghasilkan 5 ton gabah.

Baca Juga:Terseret Banjir Cimahi, Mayat Iwan Sulit Dievakuasi 30 Menit

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini