“Pertunjukan ini setidaknya dapat sedikit mengobati rasa rindu masyarakat AS akan seni budaya Indonesia,” ujarnya.
Konjen Simon secara khusus mengatakan bahwa ia berharap dapat menampilkan pertunjukkan wayang kulit secara langsung dalam pagelaran budaya Indonesia di San Francisco setelah pandemi Covid-19 teratasi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada sambutannya mengatakan bahwa ia sangat mendukung berbagai kegiatan seni melalui platform virtual.
“Covid-19 menjadikan kesenian berubah menjadi sangat luas, dan ia menjadi senjata ampuh pada saat-saat sulit seperti ini," kata Ganjar.
Baca Juga:Wisata Edukasi Penangkaran Musang Pandan, Bisa Jadi Alternatif Saat Pandemi
Pada kesempatan yang sama, ia juga berpesan secara khusus kepada Ki Midiyanto untuk terus berkarya dan menginspirasi generasi muda.
Lia Sundah Suntoso selaku Sekjen AB1 sekaligus penggagas acara mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini membuka kesempatan yang tidak pernah terbayangkan bagi dunia seni, khususnya bagi kesenian wayang kulit.
“Selama ini, salah satu kendala untuk dapat menikmati pertunjukkan wayang kulit adalah tidak tersedianya cukup akses bagi pertunjukkan jenis ini. Bentuk “new normal” media daring membuat wayang kulit dapat dinikmati di rumah masing-masing, dan menjadi salah satu opsi selain konser musik,” ujarnya.
Selain untuk melestarikan budaya Indonesia di luar negeri, pagelaran ini juga bertujuan untuk menggalang dana bagi para seniman wayang kulit di Wonogiri yang kehilangan mata pencaharian mereka akibat pandemi Covid-19. Sampai akhir acara, dana yang terkumpul mencapai 25 juta rupiah.
Baca Juga:Ini Sejumlah Surat Krusial Penolakan Pembangunan Gereja di Sukoharjo