SuaraJawaTengah.id - Klenteng Sam Poo Kong merupakan tempat bersejarah di Kota Semarang. Bahkan, beberapa orang menganggap tempat tersebut sakral.
Salah satu tempat yang sakral di klenteng Sam Poo Kong tersebut adalah Sumur Panguripan. Sumur tersebut berada di dalam gua batu yang dulunya dijadikan sebagai tempat tinggal Cheng Ho dan pengikutnya.
Selain dipercaya mampu menyembuhkan penyakit, sumur di Sam Poo Kong tersebut juga dipercaya dapat membantu agar keinginan seseorang dapat terwujud.
Sumur tersebut merupakan peninggalan Laksamana Cheng Ho saat bertempat tinggal di gua tersebut. Untuk memudahkan pengunjung yang ingin mengambil air dari sumur tersebut, pihak klenteng membuat saluran air pipa yang dapat dipompa setiap waktu.
Baca Juga:Harus Tau! Ini Daftar Pemimpin Orang Cina di Semarang Sejak Tahun 1672
Orang yang mengambil air tersebut bermacam-macam, diantaranya penganut Khonghucu, Tao, Budhha dan juga Umat Muslim yang pada waktu-waktu tertentu dapat mengambil air dari sumur tersebut.
"Ini sumur untuk pengobatan, mereka yang punya keyakinan seperti itu," kata salah satu penjaga Klenteng Sam Poo Kong, Sutrisno kepada suara.com, Jumat (12/2/2021).
Ini ditutup karena tak dipakai lagi untuk smebayang. Tempat untuk sembayang dipindah ke tempat yang lain karena lokasinya sempit.
Tempat yang baru juga dilengkapi dengan sumur yang airnya bersumber dari sumur lama yang berada di gua batu. Di tempat yang baru lebih luas dan muat orang banyak.
Beragam cerita tentang asal usul gua batu. Ada yang bilang bahwa gua batu merupakan jelmaan kapal layar pedagang China yang terdampar (Cheng Ho).
Baca Juga:Ngeri! Mayat Wanita Ditemukan Duduk Ditindih Tas di Dalam Lemari Hotel
Ada juga yang mengatakan bahwa Gedung Batu di temukan oleh Cheng Ho yang sedang berlayar menyusuri pantai utara pada abad 15 dan berlabuh karena ada awak kapalnya yang sakit.
Cerita lain mengatakan bahwa gua asli yang di temukan oleh Cheng Ho sudah runtuh karena longsor pada tahun 1704. Gua yang sekarang adalah gua buatan yang di buat mirip aslinya.
Sejarawan Universitas Diponegoro, Dewi Yulianti mengatakan, Ong King Hong juga mengajarkan agama Islam kepada para pengikut dan penduduk di sekitar daerah Simongan.
Selain menyiarkan agama Islam, Kiai Juru Mudi juga menganjurkan pengikutnya untuk mencontoh prestasi dan sifat-sifat baik pemimpin muhibah Dinasti Ming yaitu Sam Po.
"Pada waktu-waktu tertentu, Kiai Juru Mudi juga menganjurkan kepada pengikutnya untuk melakukan pemujaan pada hari-hari tertentu," imbuhnya.
Samoai saat ini, klenteng tersebut terdiri dari klenteng pertama Sam Poo Kong, kedua Dewa Bumi, ketiga Kyai Juru Mudi, keempat Kyai Jangkar, dan kelima Kyai Nyai Tumpeng. Di beberapa bangunan ini terdapat makam juru mudi Cheng Ho.
Kontributor : Dafi Yusuf