SuaraJawaTengah.id - Terdapat 10 perusahaan yang hingga saat ini masih membuang limbah ke aliran Sungai Bengawan Solo. Hal itu tentu saja mencemari sungai terpanjang di Provinsi Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengaku tak tinggal diam. Ia meminta Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo untuk menindaklanjuti permasalahan itu.
Menurut Ganjar, 10 perusahaan itu sudah mendapat kesempatan selama satu tahun terakhir untuk memperbaiki instalansi pengelolaan air limbah (IPAL) dan berjanji tidak lagi membuang limbah di sungai yang memiliki panjang sekitar 548,53 kilometer itu.
Kendati demikian, Ganjar tak menyebutkan secara terperinci 10 perusahaan apa saja yang hingga saat ini masih melakukan pencemaran.
Baca Juga:Libur Tahun Baru Imlek, Ganjar Pranowo Imbau ASN Agar di Rumah Saja
“Tadi saya ingatkan yang di Bengawan Solo. Kurang lebih ada 10 perusahaan yang masih ngeyel. Ini sudah kita beri kesempatan 1 tahun kemarin, maka kita koordinasi dengan pusat agar mereka memperbaiki atau kita pidanakan,” tegas Ganjar dilansir dari Semarangpos.com di Semarang, Selasa (16/2/2021).
Ganjar berharap para pengusaha itu konsisten dengan janjinya untuk tidak lagi membuang limbah ke Bengawan Solo. Ia juga meminta para peternak menjaga aliran sungai terpanjang di Jawa itu dari pembuangan limbah.
“Saya sudah kasih kesempatan, mudah-mudahan para pengusaha yang ada di situ tidak lagi membuang limbah ke Bengawan Solo. Termasuk para peternak yang kemarin membuang bangkai ternak atau limbah ke sana,” kata Ganjar.
Jalan Rusak
Dalam Rapat Koordinasi Kebencanaan itu, Ganjar juga menyoroti tentang kondisi banyaknya jalan yang rusak di Jateng.
Baca Juga:Tegas! Ganjar Pranowo Larang ASN Jateng Berafiliasi dengan FPI dan HTI
Untuk penanganan jalan rusak, terutama selama cuaca ekstrem, Ganjar pun mempertanyakannya kepada Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VII Jateng-DIY.
“Jadi nanti area-area tertentu saya minta untuk mendapatkan perhatian, seperti di Kaligawe Semarang, Genuk sampai Sayung. Kemudian Pekalongan. Mana yang belum beres? Terus kemudian ada Kudus, Pati, ini daerah yang menjadi perhatian di wilayah pantura,” tuturnya.