Tradisi ini biasanya digunakan untuk perahu atau kapal yang hendak berangkat melaut.
"Biasanya ada doa bersama yang dipimpin tokoh agama dan sesepuh. Kemudian dilanjutkan dengan meluluri kapal dengan jampi-jampi sambetan. Isinya rempah-rempah, dominan kunir," ungkapnya.
Bukan hanya itu, pemilik kapal juga akan menyediakan sorakan atau saweran berupa uang. Ada yang disebar ada pula yang dibagikan.
Sama halnya tradisi lainnya, tradisi labuhan juga memiliki makna yang dalam, yakni agar kapal mempunyai kekebalan saat melaut.
Baca Juga:Hadiri Reuni, Suami-Istri di Kota Tegal Meninggal Terpapar Covid-19
"Harapannya kan kapal jadi rosa atau kuat, berkah dan barokah. Berangkat selamat pulang selamat. Juga berpenghasilan lebih baik dari sebelumnya," jelasnya.
Selanjutnya, pada malam harinya, nelayan akan menggelar Megeleng (lek-lekan) selama satu malam.
4. Tradisi Berag
Tradisi ini merupakan tradisi uji coba mesin dan olah gerak kapal sebelum kapal berangkat melaut.
"Kita juga punya tradisi berag atau mencoba mesin. Semua dicoba, dari mesin, lampu dan lainnya. Jadi ketika berangkat, kapal dalam kondisi yang baik," ucapnya.
Baca Juga:Pergi Mancing, 2 Nelayan di Sumut Dilaporkan Hilang