Ada 2 versi kisah sejarah penyebab terkuburnya masjid peninggalan Panembahan Senopati ini. Versi pertama menyebutkan struktur masjid amblas karena tanah di sekitar lokasi tergolong lunak sehingga tidak mampu menopang bangunan.
Sedangkan versi kedua menyebutkan bahwa bangunan masjid terkubur material vulkanik Gunung Merapi akibat letusan dahsyat tahun 1872.
Sisa-sisa kayu semula akan dipindah sebagai bahan membangun masjid baru, Panembahan Santri di Dusun Kolokendang. Rencana itu batal, karena kayu-kayu dinilai sudah tidak kuat lagi menopang bangunan.
“Sebenarnya mau dipasang di masjid Panembahan Santri. Tapi karena memang kayunya sudah terlalu lama, rencana mau dibikin museum di depan masjid yang baru,” kata Joko Susetyo, Kepala Dusun Kolokendang di lokasi penemuan masjid kuno.
Baca Juga:6 Alasan Kurma Paling Sering Dikonsumsi Saat Berbuka, Sudah Tahu?
Kyai Raden Santri tergolong ulama awal yang menyebarkan agama di wilayah gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan perbukitan Menoreh.
Keturunan Kyai Raden Santri antara lain Kiai Krapyak I, Kiai Krapyak II, Kiai Krapyak III, Kiai Harun, Kiai Abdullah Sajad, Kiai Gus Jogorekso, Raden Moch Anwar AS, Raden Qowaid Abdul Sajak, serta Kiai Dalhar dan Kiai Ahmad Abdulhaq.
Anak keturunan Kiai Raden Santri kemudian menjadi ulama dan tokoh agama Islam di wilayah Gunungpring, Muntilan hingga saat ini. Pusat pendidikan Islam kemudian dilanjutkan melalui Pondok Pesantren Darussalam di Watucongol, Muntilan.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Ramadan Kota Pekanbaru dan Sekitarnya Rabu 14 April 2021