SuaraJawaTengah.id - Tak hanya Palembang, Kota Semarang juga mempunyai pempek khas yang rasanya berbeda dengan pempek buatan Palembang. Pempek tersebut bernama pempek kamsoli yang dibuat oleh Artati Wulansari dan suaminya Dedi Kuswara.
Mereka membuat beberapa varian pempek diantaranya pempek kapal selam, lenjer dan juga pempek cordon blue. Tiga varian pempek tersebut hanya ada satu-satunya di Kota Semarang.
"Ini varian baru ada di Kota Semarang, memang kita sesuaikan dengan yang tradisional dan kekinian," jelasnya kepada suara.com, Kamis (27/5/2021).
Sebenarnya, lima tahun yang lalu Artati sempat mencari bahan baku untuk pembuatan pempek seperti di Palembang namun tak ketemu. Akhirnya, dia dan suaminya membuat pempek dengan resep sendiri.
Baca Juga:Ketupat Jembut, Makanan Khas Semarang Ketika Menyambut Syawalan
"Saat saya cari itu ternyata tak ada bahan baku buat pempek di Kota Semarang, akhirnya saya buat sendiri," katanya.
Dia tak menyangka jika pempek hasil buatannya itu ternyata disukai oleh pembeli karena mempunyai rasa yang berbeda dengan pempek di Palembang. Untuk itu, dia menjual pempek buatannya itu ke masyarakat luas.
"Saya tak menyangka jika pempek buatannya itu disukai pasar," ujarnya.
Untuk varian kekinian, pempek yang mengusung tagline 'Teraso nian iwaknyo' tersebut mengkombinasikan keju pada olahannya. Artanti menyebut untuk Pempek Cordon Blue ada isian daging asap dan keju. Sedangkan pempek bom berisikan potongan cabe rawit, keju dan daging asap pula.
"Selain itu terdapat pula varian pempek panggang berisikan kecap, ebi dan cabe giling yang cara makannya tanpa menggunakan cuko, kuah pempek," katanya.
Baca Juga:Gara-gara Ini, Warga Tambaklorok Tagih Wali Kota Semarang, Apa Itu?
Pempek kekinian yang dikembangkan Artanti dan suaminya, Dedi Kuswara dimulai sejak empat tahun lalu. Pempek Kamsoli dibanderol mulai Rp4 ribu dan dapat dipesan melalui aplikasi online.
"Keuntungan jika menggunakan aplikasi tersebut, yakni konsumen akan mendapat harga yang lebih murah," ujarnya.
Dalam satu bulan dari hasil menjual pempek itu dia bisa untung sekitar Rp6 juta selama pandemi. Bahkan, dalam satu bulan pempek buatannya itu bisa laku ratusan lebih paket pempek.
"Biasanya kalau paketan lebih murah harga timbang beli satuan," ujarnya.
Bahkan, tak jarang dia juga jual pempek buatannya itu ke luar kota. Beberapa terakhir, dia juga sempat mengirim pempek ke Bali. Dia berharap pandemi segera berakhir agar dia bisa bebas berjualan.
"Semoga cepat berakhir pendemi ini agar bisa jualan secara nyaman dan aman," ucapnya.
Kontributor : Dafi Yusuf