Cara Unik Seniman Jalanan Magelang Kritik Penanganan Covid-19 yang Lamban

Melalui perform para seniman dari berbagai latar, Broken Pitch berupaya menggali daya kreatif masyarakat menanggapi situasi terkini.

Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 31 Juli 2021 | 16:42 WIB
Cara Unik Seniman Jalanan Magelang Kritik Penanganan Covid-19 yang Lamban
Lukisan mural ‘Brainwash’ karya seniman Gindring Waste. Mengritik tingkah politikus yang dinilai lamban menangani Covid. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

Melalui perform para seniman dari berbagai latar, Broken Pitch berupaya menggali daya kreatif masyarakat menanggapi situasi terkini.

Respon itu dapat berupa daya hidup masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid berkepanjangan yang mendorong gerakan etik sekaligus estetik.

Selain Gindring, seniman yang terlibat dalam gerakan ini antara lain: Afrizal Malna, Aleinpang, Monica Hapsari, RawRaw, Laeticia Viorentine, Syagini Ratna Wulan, dan Wanggi Hoed.  

“Karena aku street artis, jadi bikin video gambar saja. Video proses membuat mural ini yang kemudian diunggah ke akun IG Broken Pitch. Aku (perform) lebih ke pesan, messege-nya kuat di situ,” kata Gindring.

Baca Juga:Punya Kerabat sedang Jalani Isoman? 5 Ide untuk Meringankan Bebannya

Terbiasa melukis di jalanan, Gindring hanya butuh waktu 15-20 menit untuk menyelesaikan mural “Brainwash”. Idenya muncul begitu saja, setelah dia memahami brief yang diajukan Broken Pitch.

Mengapa memilih lokasi di bangunan bekas kampus UGM cabang Magelang, menurut Gindring lokasi ini tenang. Melukis di ruang umum juga memberi makna seni pada sudut yang biasanya diabaikan orang.

“Menggambar di jalanan itu lebih gampang dilihat masyarakat. Semua lapisan masyarakat bisa menikmati dan itu gratis. Mereka bisa melihat karya saya tanpa harus masuk galeri.”   

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Baca Juga:Fungsi Bansos di Indonesia Disebut Lebih ke Kepentingan Politik Kekuasaan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini