SuaraJawaTengah.id - Wilayah Kota Pekalongan terancam tenggelam dalam beberapa puluh tahun ke depan karena penurunan permukaan tanah tanah dan kenaikan air laut atau rob yang terus terjadi.
Dalam lima tahun terakhir, rob yang terjadi di Kota Batik semakin parah dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi warga di Kelurahan Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara. Warga di kelurahan ini hampir setiap hari mesti menghadapi terjangan rob.
Ketua RW 10 Kelurahan Panjang Baru, Dani mengatakan, rob sudah melanda wilayah tempat tinggalnya selama bertahun-tahun.
"Paling parah lima tahun terakhir ini atau sejak 2015. Datangnya rob tidak lagi musiman, tapi hampir setiap hari," kata Dani, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga:Detik-Detik Mobil Tenggelam di Dekat Reporter yang Sedang Siaran Langsung, Bikin Bengong
Menurut Dani, banjir rob tidak hanya menggenangi jalan, tapi juga masuk ke dalam rumah. Agar rumahnya tidak terendam, dia dan warga lainnya harus berkali-kali meninggikan lantai rumah.
"Upayanya warga agar rumahnya tidak tenggelam sesuai kemampuan ekonomi masing-masing. Kalau saya, sudah empat kali meninggikan rumah. Patokannya ketinggian banjir terakhir seberapa, saya tinggikan lebih dari itu, biar kalau ada banjir lagi sudah aman," ungkapnya.
Menurut Dani, jika peninggian lantai tersebut tidak dibarengi dengan peninggian atap, maka tinggi pintu rumahnya hanya menyisakan setengah meter.
"Peninggian sudah sampai 60 persen, separuh rumah. Kalau atasnya tidak ditinggikan juga, rumah jadi pendek," ujarnya.
Dani mengungkapkan, genangan rob yang hampir setiap hari terjadi juga menimbulkan kerusakan pada sepeda motor dan barang-barang elektronik. "Barang-barang yang ada besinya cepat rusak karena terendam rob," ujarnya.
Baca Juga:Kota Semarang Terancam Tenggelam, Ternyata Sudah Sejak 30 Tahun Lalu Permukaan Tanah Turun
Tak hanya dampak kerugian ekonomi, Dani juga mengkhawatirkan rob yang kerap melanda berdampak secara psikologis terhadap anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Sebab mereka kehilangan ruang terbuka untuk bermain.
"Ruang terbuka hilang karena sudah jadi laut atau terendam rob kalau pagi dan sore. Anak-anak jadi tidak punya tempat bermain. Walapun tidak secara langsung, ini dampaknya bisa ke psikologis anak, pengaruh ke perkembangan anak," kata dia.
Dani mengatakan, terus terjadinya penurunan permukaan muka tanah dan naiknya permukaan air laut di Kota Pekalongan membutuhkan penanganan tidak hanya di level pemerintah kota (pemkot) saja, tapi juga pemerintah pusat.
"Kalau tidak dibantu pusat dengan APBN ya prediksi Pekalongan akan tenggelam bisa-bisa terjadi," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir rob di pesisir pantura Jawa Tengah terus terjadi. Ancaman tenggelamnya pantura semakin nyata.
Setidaknya ada tiga wilayah di pesisir pantura Jawa Tengah yang diprediksi bakal tenggelam lebih cepat, yaitu Semarang, Demak, dan Pekalongan karena penurunan permukaan tanah dan kenaikan air laut.
Wilayah-wilatah itu mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 10 - 12 sentimeter per tahun. Hal ini terjadi salah satunya akibat penyedotan air tanah yang masif.
Kontributor : F Firdaus