SuaraJawaTengah.id - Siang itu Aditya dan Rani membagikan 15 kotak nasi beserta susu kepada warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di wilayah Kota Magelang. Warga saling bantu meringankan beban di masa pandemi Covid-19.
Aditya dan Rani sama-sama masih duduk di bangku SMA. Sudah setahun belakangan ini mereka bergabung dalam komunitas Berbagi Nasi (Bernas) Magelang.
Kegiatan Bernas semula hanya membangikan makanan siap santap untuk orang telantar yang tinggal di jalanan. Selama pandemi Covid-19, kegiatan mereka diperluas menyediakan makanan untuk warga isoman.
“Saya ingin memanusiakan manusia. Membantu mengantar nasi untuk warga isolasi mandiri yang tidak bisa keluar rumah. Walaupun cari alamatnya kadang juga susah,” kata Aditya, Kamis (19/8/2021).
Baca Juga:Anggota DPRD Lampung: Tingkat Kematian COVID-19 Tinggi karena Tracing dan Testing Rendah
Setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu, Aditya dan Pejuang Nasi lainnya, berkeliling mengantar makan siang untuk warga yang sedang isoman. Pejuang Nasi adalah sebutan untuk anggota komunitas Berbagi Nasi.
Komunitas Berbagi Nasi rata-rata menyiapkan 50 hingga 60 nasi bungkus atau nasi kotak setiap kali pengiriman. Pada puncak penularan Covid Juni lalu, nasi yang dikirim bisa mencapai 100 bungkus.
Jumlah kiriman tergantung jumlah pasien isoman yang meminta bantuan makanan siap santap. Kebutuhan mereka sebelumnya didata melalui pesan WhatsApp.
Selain makanan siap santap, tim relawan juga menyiapkan kebutuhan bahan pokok, popok bayi, pembalut wanita, serta vitamin dan obat-obatan.
Salah seorang anggota senior, Fida Nastiti mengatakan, komunitas Berbagi Nasi Magelang mulai aktif berkegiatan pada Januari 2013. Mulanya hanya membagikan nasi untuk gelandangan dan mereka yang hidup di jalanan.
Baca Juga:Kabar Baik, Kasus Harian Covid-19 Menurun Berkat PPKM Berlevel, Kemenkes Ungkap Datanya
“Banyak orang di jalan yang tidur dalam kondisi kelaparan. Kami memberikan minimal bungkus nasi. Kebanyakan gelandangan psikotik, orang dengan ganguan jiwa, pekerja pasar, tukang becak, dan pemulung,” ujar Fida.
Setiap malam minggu, Pejuang Nasi menyusuri emperan toko dan lorong pasar mencari gelandangan yang kelaparan. Mereka memilih membagikan makanan malam hari, karena sore hari biasanya ada warung yang membagikan sedekah makanan.
“Kalau malam, mereka yang tidak dapat jatah sedekah dari warung itu kan masih kelaparan. Jadi waktu kami kasih makanan, mereka senang banget langsung dimakan,” katanya.
Anggota komunitas Berbagi Nasi Magelang saat ini berjumlah 48 orang. Beberapa beprofesi sebagai pekerja swasta, dokter, dan polisi. Tapi kebanyakan anggota komunitas adalah anak muda yang berstatus pelajar dan mahasiswa.
Sejak Juni 2021, kegiatan komunitas Bernas diperluas dengan ikut membantu menyediakan makanan untuk pasien isoman. Setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu Pejuang Nasi membagikan makan siang ke warga isoman yang tinggal di wilayah Kota Magelang dan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Pasokan makanan akan dihentikan jika pasien melaporkan telah sembuh dan selesai menjalani isolasi mandiri. Banyak dari mereka yang kemudian secara estafet turut menjadi donatur pengadaan makanan untuk pasien isoman lainnya.
“Ada juga yang donasi selain untuk warga isoman juga untuk tenaga kesehatan. Nanti kami kirim ke RSUD. Pokoknya pada prinsipnya kami membagikan nasi siap santap,” kata Fida.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi