SuaraJawaTengah.id - Puluhan sepeda motor jadul keluaran 1960-an berjejer rapi di sebuah pelataran rumah yang berada di Patemon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Meski sudah berumur, puluhan sepeda itu masih siap pakai.
Puluhan tersebut merupakan milik Ainur Roffiq (25) yang dia koleksi selama beberapa tahun. Jika ditaksir, harga sepeda motor koleksi Ainur itu bisa sampai ratusan juta.
Dia mengaku selama pandemi banyak orderan dari Negara Asean, seperti Vietnam.
Sepeda motor yang dikoleksinya merupakan besutan ATPM Sayap Mengepak atau Honda yang diproduksi pada era oil boom ketika industri otomotif masih berkembang.
Baca Juga:Ketika Seniman Bicara Soal Pantura: Semarang akan Hilang dari Peta
Tak main-main, dia sengaja mengoleksi sepeda motor yang tak di produksi di Indonesia seperti Honda CL, Honda CT, Honda C320, Honda Benly Arwin C92, yang rata-rata diproduksi di tahuan 1960 an, serta satu Honda Monkey keluaran baru.
"Sepeda motor ini juga tak diproduksi di Indonesia," jelasnya saat ditemui di lokasi, Selasa (14/9/2021).
Selain mengoleksi, Ainur juga menjual sparepart sepeda motor jadul. Bahkan, orang Vietnam dan beberapa negara Asean lain juga sering memesan sparepart kepadanya. Selain saprepart, dia juga menjual sepeda motor yang dia koleksi.
"Harga satu unitnya bisa tembus di atas Rp 75 juta, bahkan bisa mencapai Rp 150 juta untuk seri Honda CT 200," ujarnya.
Sembari menjelaskan keunikan motor-motor koleksinya, Ainur mengatakan, suku cadang kendaraan miliknya langsung dibeli dari luar negeri.
Baca Juga:Ngeri! Ketahuan Campur Sperma ke Makanan, Dokter di Semarang Diperiksa Polisi
“Karena di Indonesia tidak ada, jadi saya cari melalui situs online luar negeri. Bagi saya suku cadang penting untuk menjaga kendaraan tetap prima,” kata Ainur.
Dia menceritakan sejarah kendaraan koleksinya yaitu Honda CT, di mana kuda besi tersebut diciptakan untuk berburu. Honda CT juga mempunnyai perbedaan dengan sepeda motor merek Honda yang ada di Indonesia.
“Kalau di luar sana seperti USA dan Jepang, kendaraan ini untuk berburu, bedanya dengan motor bebek di Indonesia, Honda CT punya gelar belakang doble yang bisa bongkar pasang sendiri sesuai kebutuhan medan. Selain itu tuas rem ada tiga, dua di stang satu di pedal bawah,” imbuhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf