SuaraJawaTengah.id - Guna mendongkrak pendapatan dari sektor wisata setelah dihajar pandemi, Pemkab Banyumas kini tengah fokus menyiapkan wisata baru di Sungai Serayu.
Persiapan pun sudah dikatakan 100 persen jalan. Hanya tinggal menunggu momentum dan beberapa uji coba.
Saat ini sudah ada dua halte pemberhentian perahu untuk wisata di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo dan Desa Papringan, Kecamatan Banyumas. Dari dua halte tersebut yang sudah difungsikan baru Halte Tambaknegara.
Bahkan sejak seminggu terakhir sudah banyak warga yang ikut ujicoba dengan dikenakan tarif Rp 10 ribu untuk menaiki wisata susur sungai dengan kapasitas perahu 20 orang sekali jalan.
Baca Juga:Sudah jauh-jauh ke Lembang, Banyak Wisatawan Asal Jakarta Terpaksa Balik Kanan
Kepala Desa Tambaknegara, Sulam menjelaskan untuk tahap ujicoba sendiri sudah dilakukan tiga minggu lalu. Namun untuk penarikan tarif sendiri dari minggu lalu.
"Ada dua kapal yang beroperasi. Satunya digunakan sebagai pengawasan. Perahunya kuta beli dari dana BUMDes. Kita gunakan untuk belanja perahu yang besar sampai Rp 50 juta, sedangkan yang kecil Rp 20 juta," katanya saat ditemui, Selasa (5/10/2021).
Dengan dioperasikannya wisata susur Sungai Serayu berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 60 orang dari warga setempat. Terdiri dari paguyuban masyarakat dan karangtaruna.
"Orang yang kita kerjakan disini rata-rata sudah paham kapasitas dan arus air. Maka kita sudah berani untuk operasional kan ini," jelasnya.
Wisata susur Sungai Serayu sendiri beroperasi pada waktu akhir minggu dari pukul 08.00 - 16.00 WIB. Tiap wisatawan sendiri, dibekali satu pelampung sebagai syarat keselamatan.
Baca Juga:Baru 15 Destinasi Wisata di Sleman yang Sudah Kantongi Sertifikat CHSE
"Kalau rutenya itu dari sini sampai perbatasan Desa Papringan (10 km) pulang pergi. Uang retribusi yang ditarik sebesar Rp 10 ribu masuknya untuk pengelola. Karangtaruna nanti MoU nya sama BUMDes," terangnya.
Sementara itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan dalam tahap ujicoba ini juga untuk bahan evaluasi pengecekan keselamatan. Dari pemerintah daerah belum bisa membuka secara resmi.
"Ini kan yang berwisata baru masyarakat sekitar saja. Belum kita buka secara resmi. Yang mengelola sementara dari desa. Kita targetkan awal tahun depan sudah bisa beroperasi secara resmi," jelasnya usai ujicoba.
Lebih lanjut, Husein akan mengadakan speedboat dan banana boat agar ada pilihan wahana. Tidak melulu hanya susur Sungai Serayu. Sementara speedboat yang ada di Halte Tambaknegara adalah pinjaman dari swasta.
"Mungkin nanti kita anggarkan untuk banana boat dan speedboat. Karen harganya itu lumayan juga," terangnya.
Meski begitu, jika sudah beroperasi, dirinya memperkirakan hanya bisa dioperasionalkan selama enam bulan dalam setahun. Menimbang curah hujan yang tinggi jika memasuki musim penghujan.
"Kita tetap perhatikan keselamatan wisatawan. Jika musim hujan ya sementara kita berhentikan. Jadi dalam setahun efektif nya ya hanya enam bulan mungkin," lanjutnya.
Kepala Dinas Perhubungan, Agus Noer Hadi menargetkan, untuk tahun depan dimungkinkan penambahan dua halte tambahan dan satu dermaga besar.
"Pak Bupati sudah bersurat ke Kementerian Perhubungan untuk penambahan dua halte baru dan satu dermaga besar di Kedunguter. Yang disetujui malah baru dermaga besar," ungkapnya.
Dermaga besar tersebut dianggarkan sebesar Rp 23 miliar di tahun 2022. Sedangkan haltenya hanya menghabiskan anggaran Rp 2,5 miliar. Karena nantinya, Kementerian Perhubungan juga memiliki gambaran untuk transportasi lalu lintas menuju Bandar Besar Jenderal Soedirman.
"Gambaran dari kementerian seperti itu. Ada wacana sampai di Klampok (Banjarnegara). Jadi alternatif menuju bandara itu ada dari jalur darat maupun air. Sungai Serayu akan melintasi Klampok yang dekat dengan bandara. Tapi itu masih lama realisasinya," tandasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah