Ia sebenarnya merasa takut hidup di pesisir pantai selatan Jawa Tengah yang rawan gempa dan tsunami. Namun berdasarkan pengalamannya menghadapi ancaman tsunami, Pulau Nusakambangan menjadi tameng alami ancaman gelombang tinggi yang bisa menyampu bersih kawasan Kota Cilacap.
"Sebenarnya saya takut, tapi kan di sini ada Pulau Nusakambangan. Dahulu waktu tsunami yang parah kan daerah Widarapayung sana. Di sini malah air tidak sampai naik jauh dari pantai. Tidak ada korban jiwa jadinya karena tsunami karena terhalang Nusakambangan," tandasnya.
Antisipasi Tsunami dari BMKG
Kepala Stasuiun Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie menjelaskan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meminimalisir korban jiwa jika terjadi gempa bumi dan tsunami di sepanjang pesisir selatan Jawa Tengah.
Baca Juga:Usai Laga PSCS vs AHHA PS Pati, Fasilitas Ruang Ganti Stadion Manahan Diduga Dirusak
Terbaru, salah satunya membuat teknologi berbasis aplikasi yang diberi SIRITA (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert).
"Garis pantai kita di Indonesia itu sangat panjang, belum sebanding dengan alat peringatan dini yang terpasang. Oleh sebab itu kita coba mengembangkan inovasi baru. Aplikasi sirine berbasis telepon seluler berbasis android atau biasa kita singkat Sirita," jelasnya.
Aplikasi ini dinilai lebih personal jika dilihat tren saat ini adanya peningkatan penggunaan menggunakan telepon seluler saat pandemi. Rata-rata tiap rumah minimal ada satu anggota keluarga yang memiliki telepon seluler. Hal ini untuk membantu peran pemerintah daerah.
"Karena kan kalau perintah evakuasi itu kewenangan pemerintah daerah. Jadi coba kita bantu pemerintah daerah untuk membuat aplikasi ini. Harapannya semua masyarakat sudah menginstal aplikasi ini, jadi ketika ada peringatan dini tsunami dari BMKG, pemerintah daerah dalam hal ini BPBD perlu dilakukan evakuasi mereka bisa langsung login di aplikasi Sirita dan mengaktifkan warningnya," tuturnya.
Aplikasi tersebut otomatis akan berbunyi keras walaupun pengguna tengah mengaktifkan mode diam. Cakupan volumenya mencapai 80 persen dari batas maksimal tiap telepon seluler.
Baca Juga:Klubnya Atta Halilintar AHHA PS Pati Keok Lagi, Kali Ini Dipecundangi PSCS Cilacap
"Kami sudah melakukan kajian provider tiap telepon seluler ketika terjadi gempa bumi, masih bisa bertahan paling tidak 5 sampai 10 menit sebelum sistemnya shutdown otomatis. Karena di setiap BTS mereka punya genset. Harapan kami dalam waktu itu, BMKG mengirimkan peringatan dini tsunami maksimal 5 menit sudah terkirim, BPBD harus cepat mengambil sikap membunyikan sirine manual di daerah yang akan terdampak," terangnya.