Polisi Gencarkan Operasi Berantas Perjudian, Ini Curhatan Para 'Pemain 303' di Tegal

Sudah menjadi rahasia umum, aktivitas perjudian bisa dijumpai di banyak daerah, baik yang terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 23 Agustus 2022 | 16:09 WIB
Polisi Gencarkan Operasi Berantas Perjudian, Ini Curhatan Para 'Pemain 303' di Tegal
Ilustrasi judi togel. (Pixabay/Hermann)

SuaraJawaTengah.id - ‎Kepolisian menggencarkan operasi memberantas perjudian pasca mencuatnya kasus pembunuhan Brigadir Yosua di rumah eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Warga yang selama ini akrab dengan aktivitas ilegal itu merasa kehilangan hiburan.

‎Sudah menjadi rahasia umum, aktivitas perjudian bisa dijumpai di banyak daerah, baik yang terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Tak terkecuali di Tegal. Salah satu jenis judi yang paling populer di daerah pesisir pantai utara ini adalah judi togel.

Bagaimana kondisinya kini setelah polisi gencar melakukan penggerebekan dan penindakan?

Salah satu warga yang kerap bermain judi togel, Jeki (45) mengungkapkan, para pemain judi togel tetap masih bisa bermain, kendati ada kekhawatiran menyusul ramainya berita penindakan judi, terutama judi online.

Baca Juga:Kak Seto Sarankan Anak-Anak Irjen Ferdy Sambo Berhenti Main Medsos, Apa Alasannya?

"‎Masih bisa main, tapi sekarang pada was-was pasang lewat online. Kalau nomornya keluar, takutnya tidak dibayar sama bandar. Karena kalau online kan kita tidak tahu bandarnya siapa," ujarnya kepada Suarajawatengah.id, Selasa (23/8/2022).

Menurut Jeki, judi togel online yang sering dimainkan di kalangannya adalah togel Hongkong atau HK, Sidney dan Singapore. Dia menyebut operasional ketiga jenis judi togel masih berjalan.‎ 

"Setiap hari berapa angka yang keluar masih jalan. Cuma itu tadi, kayaknya yang main menurun, karena pada was-was pasang lewat online," ujar dia.

Judi togel HK biasanya mulai mengundi angka yang keluar pada pukul 11.00 WIB. Sedangkan Sidney pukul 13.30 WIB, dan Singapore sekitar pukul 17.30 WIB.

"Setengah jam atau satu jam sebelum pengundian biasanya pemasangan nomor sudah ditutup," ungkap Jeki.

Baca Juga:Coreng Nama Polri, Legislator Minta Kapolri Hukum Berat Kasat Narkoba Polres Karawang Karena Terlibat Bisnis Haram Narkotika

Saat bermain judi togel online, Jeki mengaku biasanya mempertaruhkan uang Rp10 ribu hingga Rp100 ribu. Seringkali dia memasang dua angka. Pernah juga empat angka. 

"Kalau kira-kira angka yang dipasang bagus dan bisa tembus, pasang empat angka. Biasanya dapat angka bagus lewat mimpi, angka impen," ucapnya.

Sebagai gambaran untuk menghitung berapa uang yang bisa didapat jika angka yang dipasang tembus, jika ‎pasang Rp1.000 untuk dua angka, maka pemasang bisa memperoleh Rp70 ribu. Kemudian jika memasang untuk empat angka dengan jumlah uang yang sama, maka pemasang bisa mendapat kisaran Rp3,5-Rp9 juta, tergantung pada bandarnya. Jika memasang Rp10 ribu dan seterusnya, maka tinggal dikalikan.

"Itu yang online. Kalau yang masangnya lewat offline atau jalur darat, dapatnya beda lagi," ‎ujar Jeki.

Menurut Jeki, sejak marak penindakan, banyak pemain yang biasanya bermain judi togel lewat online kini beralih‎ ke offline atau beli kupon dan memasang angka di pengecer. Itu pun harus sembunyi-sembunyi. 

"Padahal biasanya tidak (sembunyi-sembunyi). Sekarang lapak-lapaknya juga pada tutup. Ada yang masih buka, tapi tidak vulgar lagi," ucap pemain judi kawakan itu.

Lokasi di mana bisa membeli kupon dan memasang angka sudah menjadi hal yang umum diketahui di kalangan para pemain judi togel. Biasanya berada di teras rumah. Ada juga lapak yang dibuka di warung makan kecil.

Berbeda dengan judi togel online yang konsumennya dari beragam kalangan mulai dari wiraswasta sampai ASN, kebanyakan konsumen judi togel offline adalah kalangan menengah ke bawah, seperti tukang becak, kuli bangunan, dan pekerja serabutan. Mereka yang mayoritas tak memiliki HP android itu menjadikan aktivitas perjudian sebagai semacam hiburan usai penat bekerja.

Sejak operasi pemberantasan judi digencarkan polisi belakangan ini, mereka pun merasa kehilangan kesenangan sesaat itu.‎ Bagong (bukan nama sebenarnya), adalah salah satu yang merasakannya.

"(Lapak-lapak judi togel) pada tutup semua. Laka hiburan maning (tidak ada hiburan lagi)," tuturnya, Selasa (23/8/2022).

‎Bagong mengaku hampir tiap hari membeli kupon judi togel dan memasang angka, sembari berharap angka yang dipasang membawa hoki alias keluar saat pengundian. Dia bersama warga lain kerap saling memberi tahu angka yang dipasang dan keluar saat melekan di lingkungan tempat tinggalnya.‎

"Biasanya sore pasangnya. Jam 11 malam sudah bisa tahu‎ hasilnya di lapak, dapat atau tidak. Kalau dapat, langsung bisa dibawa uangnya," ungkapnya.

Dalam sekali memasang angka, Bagong tak ‎mempertaruhkan uang dalam jumlah banyak karena menganggapnya hanya untuk iseng-iseng dan mendapat hiburan dari permainan itu. Kisarannya Rp1.000 sampai Rp5.000.

‎"Kalau pasang Rp1.000 misal yang keluar dua angka bisa dapat Rp60 ribu. Kalau empat angka, dapatnya Rp2,5 juta. Kalau bisa dapat ya buat hiburan saja, buat beli apa," ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli itu.

‎Hal senada diungkapkan Sukrad (40), juga bukan nama sebenarnya. Dia mengaku sudah tak bisa lagi bermain judi togel seperti biasanya. "Sepi sekarang kalau malam, pada tutup soalnya," ujarnya.

‎Seperti Bagong, Sukrad yang sehari-hari mengamen keliling rumah-rumah itu juga hampir tiap malam membeli kupon dan memasang angka. Dia menyebut aktivitas itu hanya untuk iseng-iseng.

"Buat iseng-iseng saja, hiburan. Kalau angka keluar ya bisa itung-itung dapat penghasilan tambahan," ucapnya.

Kontributor : F Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak