Pesan Haedar Nashir pada Penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

Haedar menambahkan Muhammadiyah dengan Islam yang berkemajuan selalu membersamai umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta dengan cinta dan pengkhidmatan.

Siswanto
Senin, 21 November 2022 | 07:31 WIB
Pesan Haedar Nashir pada Penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Haedar Nashir (kiri) dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Abdul Mu'ti (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai acara penetapan pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/11/2022). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nz]

SuaraJawaTengah.id - Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 Haedar Nashir mendorong agar Islam dihadirkan sebagai agama yang damai, menyatukan, memakmurkan, dan memajukan peradaban sebagai aktualisasi dari Islam Rahmatan Lil Alamin yang kesemuanya itu dibungkus dalam Islam yang berkemajuan.

“Sebagai panggilan dakwah kita harus selalu hadir, kita membersamai umat bangsa dan kemanusiaan di tingkat global untuk selalu menghadirkan Islam yang damai, Islam yang menyatukan, memakmurkan, yang memajukan peradaban hidup,” kata Haedar dalam pidato pada penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Edutorium KH Ahmad Dahlan, UMS, dikutip dari Solopos.

Haedar menambahkan Muhammadiyah dengan Islam yang berkemajuan selalu membersamai umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta dengan cinta dan pengkhidmatan.

Nilai-nilai tersebut diharapkan selalu hidup dalam jiwa, pikiran termasuk dalam orientasi gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Haedar menegaskan Islam yang berkemajuan bukan hanya tagline, tapi semangat hidup yang menemani setiap gerakan Muhammadiyah-Aisyiyah.

Baca Juga:Duet Haedar Nashir - Abdul Mu'ti Kembali Komandoi PP Muhammadiyah

Haedar juga mengutip beberapa pesan yang disampaikan tokoh kepada Muhammadiyah mulai dari Bung Karno perihal kalimatnya makin lama makin cinta Muhammadiyah. Bahkan mantan Presiden RI, Soeharto menurutnya sempat menanyakan siapa yang tak kenal Muhammadiyah?

Sementara Presiden Joko Widodo (sempat mengatakan Muhammadiyah tak pernah lelah membangun dan berkiprah untuk bangsa dan berkontribusi untuk negeri.

Selain itu, Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan Muhammadiyah memiliki segala instrumen untuk memajukan bangsa dan mencerahkan semesta.

Haedar berpesan semangat tersebut merupakan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang dari Muktamar 48.

Namun demikian, dalam mengarungi masa mendatang, dia mengingatkan tantangan apa saja yang harus dihadapi Muhammadiyah. Dia meminta supaya warga persyarikatan untuk meluaskan horizon di ranah lokal, nasional maupun global.

Baca Juga:Kembali Terpilih Jadi Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Bicara Misi Islam Berkemajuan

“Pada saat yang sama, daya hidup, kebersamaan dan sistem yang menjadi kekuatan Muhammadiyah harus selalu membingkai kita,” kata Haedar.

Haedar turut mendoakan seluruh peserta maupun penggembira Muktamar yang akan bertolak ke kampung halaman masing-masing agar selalu mendapatkan kerahmatan dan rida Allah SWT. Tidak lupa dia turut mengcapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas terselenggaranya Muktamar 48.

“Terima kasih atas dukungan, partisipasi, kolaborasi sehingga Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah berakhir dengan baik sebagai muktamar bermarwah, muktamar uswah hasanah, muktamar berkemajuan dan muktamar kebersamaan,” kata Haedar.

Selain itu, Haedar menegaskan tema Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang bertajuk Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta serta tema milik Aisyiyah Perempuan Berkemajuan Membangun Peradaban Bangsa tidak hanya tertoreh sebagai tema. Tema tersebut harus melekat dalam jiwa dan menjadi orientasi tindakan dalam keberlanjutan pergerakan persyarikatan Muhammadiyah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini