Wakil Presiden Maruf Amin berharap anggota HIPMI dapat mencontoh budaya Nahdlatul Ulama saat melakukan kongres, yang meski awalnya memanas, tetap dapat menjaga keakraban.
"Saya harap apa yang terjadi (di Munas XVII HIPMI) kemarin itu seperti budaya di NU. Di NU itu, biasanya itu kalau mau kongres biasanya geger-an (gempar), tetapi kalau sudah selesai ger-geran (terbahak-bahak). Artinya kan sebelumnya bolehlah dia (ribut), tetapi nanti habis itu selesai wassalam," kata Maruf Amin di Pontianak, Kalimantan Barat, hari ini.
Penyelenggaraan Munas XVII HIPMI di Surakarta, Jawa Tengah, pada Senin (21/11), menarik perhatian publik karena diwarnai kekisruhan antaranggota organisasi pengusaha tersebut.
Dalam video yang tersebar di media sosial, tampak sejumlah pria berpakaian batik peserta Munas XVII HIPMI berkumpul di ruangan bertuliskan Munas XVII menyoraki aksi saling pukul antara dua orang yang juga mengenakan batik HIPMI.
Setelah dua orang anggota HIPMI itu berkelahi, beberapa peserta lalu ikut saling melemparkan perlengkapan katering munas tersebut. Sebagian orang lain pun tampak berusaha melerai pihak-pihak yang berkelahi.
"Saya kira memang ini kan HIPMI itu kan pengusaha muda, itu darah muda, itu kadang-kadang seperti itu ya, kurang terkendali," kata Maruf dalam laporan Antara.
Dalam pembukaan Munas XVII HIPMI di Hotel Alila Surakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan agar semua pihak, khususnya anggota HIPMI, menjaga situasi politik tetap kondusif.
"Situasi politik itu tetap adem kalau bisa, kalau nggak bisa paling banter ya anget, tapi jangan panas," kata Jokowi saat itu.
Maruf Amin pun menanggapi, pesan Jokowi belum terlalu mengena di kalangan anggota HIPMI.
Baca Juga:Wapres Ma'ruf Amin Buka Suara Soal Adu Jotos di Munas HIPMI: Itu Darah Muda
"Itu sudah diperingatkan oleh Presiden, apalagi kalau tidak diperingatkan, masih diperingatkan saja masih (berkelahi)," kata Maruf Amin.