Mendirikan Organisasi Baru
Sebelum mendirikan Snex, Edy Purwanto awalnya merupakan anggota Panser Biru. Dia bahkan pernah menjadi pengurus di bidang dana dan usaha.
Ide untuk mendirikan organisasi baru kemudian muncul saat pasukan arus bawah away ke Malang. Edy disarankan untuk membentuk wadah baru selain Panser Biru.
Akhirnya mereka mengadakan pertemuan di sebuah kelurahan daerah Semarang Timur untuk membahas pendirian wadah baru untuk suporter Laskar Mahesa Jenar.
Baca Juga:Gagal Masuk ke Timnas Indonesia, Bek PSIS Semarang Dipinjamkan ke Klub Liga 2
"Setelah diadakan voting, forum memilih mendirikan organisasi baru. Waktu itu ada beberapa nama Semarang Nekat dan macam-macam lah," beber Edy.
"Tapi saya tidak setuju dengan nama Semarang Nekat. Itu udah identik dengan suporter bonek. Terus takut image di masyarakat jelek. Lalu dipelesetkan jadi Snex atau Suporter Semarang Extreme," lanjutnya.
Setelah melalui musyarawah, Snex resmi mendekralasikan diri tanggal 20 Maret 2005 di tempat bersejarah sekaligus ikon Kota Lunpia yakni di Tugu Muda.
Sejak lahir 18 tahun yang lalu, kehadiran Snex tidak serta merta langsung berjalan mulus. Keberadaan Snex sempat tidak diakui oleh manajemen PSIS Semarang.
Sebab Snex dianggap sebagai kelompok garis keras yang liar dan sulit diatur. Bahkan diakui Edy, saat membeli tiket untuk mendukung PSIS Semarang. Pihak manajemen seperti enggan mengeluarkan tiket untuk Snex dalam jumlah yang banyak.
Baca Juga:Pelatih PSIS Semarang Nego ke PSSI Soal Pemainnya yang Berangkat ke Asian Games: Kembali Dulu ke Tim
"Kami pernah ingin beli tiket 1000 tapi kayak dipersulit. Cuman dikasih satu bendel. Setelah beberapa pertandingan, akhirnya kami dikasih 1000 tiket," imbuhnya.