"Saya sudah beberapa kali jelajah di kampung mati Cepoko. Ya, mistisnya lumayan sih," ujar Pamuji saat dikonfirmasi melalui saluran telpon.
"Biasa kalau rumah kosong terbengkalai pasti banyak bangsa jin yang tinggal disitu," tambahnya.
Disinggung soal sesosok kakek tua yang sering meneror warga. Pamuji sama sekali belum pernah melihat sesosok itu menampakkan diri saat dia bersama tim menelusuri kampung mati Cepoko.
"Banyak yang cerita tentang mitos sosok kakek tua penunggu kampung mati tersebut. Tapi beberapa kali saya jelajah kesana tidak bertemu dan tidak melihat sosok kakek tua," bebernya.
Baca Juga:Hokky Caraka Buka Peluang Tinggalkan PSS Sleman, Pindah ke PSIS Semarang?
Faktor Keamanan
Disisi lain, sesepuh Kelurahan Cepoko, Suharno membantah kalau pemukiman tersebut kosong karena diganggu hal-hal mistis. Menurutnya, faktor keamanan jadi penyebab orang enggan ditinggal disana.
"Bukan karena mistis atau apa, menurut saya karena faktor keamanan saja," ucap Suharno.
Mantan ketua RW tahun 1990an ini menuturkan tak ada warga yang mengadu soal gangguan mistis. Jadi disimpulkan warga yang meninggalkan pemukiman lantaran keamanan.
"Yang saya tau banyaknya kasus pencurian. Ada saja yang dicuri misal pagar, tower dan lain-lain. Jadi bikin penghuni lama-lama nggak betah dan rumahnya dibiarkan tidak terurus," ungkap Suharno.
Baca Juga:Ada 4 Kasus Percobaan Bunuh Diri dalam Waktu Dua Hari, Kota Semarang Darurat Kesehatan Mental
Sepengetahuan Suharno, rumah-rumah kosong dan terbengkalai masih dimiliki perorangan. Tapi siapa-siapanya Suharno tidak tahu-menahu.
Disinggung apakah pemukiman itu angker atau ada hal-hal mistis. Suharno justru memaparkan kayu jati yang melintang dibawah jembatan didekat pemukiman tersebut memiliki hal mistis.
"Sejak zaman saya masih kecil sampai sekarang kayu jati tidak busuk loh. Terus karena disakralkan nggak ada warga yang berani mengambil kayu jati itu," terangnya.
Konon, saat masih ada sumber mata air dan banyak ikan-ikan. Warga pernah ada yang melihat penampakkan ikan tanpa daging. Yang terlihat hanya kepala dan tulang-tulangnya saja.
"Sekarang udah nggak ada sumber mata airnya. Tapi kayu jatinya masih ada," pungkasnya.
Kontributor: Ikhsan