Mengenal Nyimas Utari Cucu Ki Ageng Mangir, Intelijen Mematikan di Kerajaan Mataram

Wanita cantik dan cerdas yang merupakan cucu Ki Ageng Mangir, Nyimas Utari mengabdikan diri sebagai intelijen di Kerajaan Mataram Islam

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 22 November 2023 | 10:16 WIB
Mengenal Nyimas Utari Cucu Ki Ageng Mangir, Intelijen Mematikan di Kerajaan Mataram
Cucu Ki Ageng Mangir, Nyimas Utari. [Sumber foto YouTube: Embara Lensa]

SuaraJawaTengah.id - Wanita cantik dan cerdas yang merupakan cucu Ki Ageng Mangir, Nyimas Utari mengabdikan diri sebagai intelijen di Kerajaan Mataram Islam, masa kepemimpinan Sultan Agung. Kemampuannya sebagai intelijen Mataram dikisahkan begitu dramatis.  

Padahal kakeknya, Ki Ageng Mangir sendiri merupakan tokoh legendaris yang hidupnya diakhiri Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam. Hal itu terjadi karena jebakan Panembahan Senopati, Ki Ageng Mangir akhirnya menikah dengan putri pendiri Mataram tersebut.

Inilah kisah Nyimas Utari Sandijayaningsih yang berhasil mengakhiri hidup musuh utama Sultan Agung, yakni Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen.

Kisah Nyimas Utari Akhiri Hidup JP Coen

Baca Juga:Waspada! Hujan Lebat Disertai Petir Berpotensi Terjadi di Jawa Tengah pada Jumat 17 November 2023

Nyi Mas Utari dikenal sebagai wanita yang cerdas dan memiliki bakat sebagai intelijen seperti neneknya alias istri Ki Ageng Mangir, Roro Pembayun. Nyi Mas Utari ini merupakan anak dari Raden Bagus Wonoboyo, yakni putra dari Roro Pembayun dan Ki Ageng Mangir.

Artinya, Nyimas Utari merupakan cicit dari pendiri Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati. Nyi Mas Utari hidup di masa Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh raja ketiga, Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Ia kemudian dikirim sebagai intelijen ke Batavia dengan target menghabisi Gubernur Jenderal VOC, J.P. Coen. Sultan Agung dua kali menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 dan 1629. Namun, pengiriman Nyi Mas Utari telah direncanakan sejak 1627 sebagai salah satu strategi perlawanan.

Selain itu, Sultan Agung juga mengutus Tumenggung Kerti Wangsa dari Tegal dikerahkan dan menunjuk Raden Bagus Wonoboyo sebagai komandan intelijen membangun basis di Kali Sunter.

Di situlah Raden Bagus Wonoboyo mengirim putrinya, Nyimas Utari untuk bergabung dengan intelijen dari Samudera Pasai, yakni Mahmudin.

Baca Juga:Meskipun El Nino Menyerang, Pasokan Pangan di Jawa Tengah Dipastikan Aman

Penyamaran Nyimas Utari dan Wong Gede Aceh

Keduanya kemudian menikah dan menjadi pasangan intelijen yang mematikan. Mereka menyamar sebagai pebisnis yang memiliki kapal yang kemudian disewa oleh VOC untuk mengangkut meriam dari Madagaskar.

Hubungan bisnis ini membuat keduanya tak dicurigai dan bahkan diterima di kalangan VOC. Mereka seringkali diundang dalam perjamuan-perjamuan VOC yang membuat Nyimas Utari akrab dengan istri J.P. Coen. Dengan begitu, ia memiliki akses lebih untuk mengetahui kondisi VOC.

Pada penyerangan kedua Sultan Agung, yakni pada tahun 1629, Nyimas Utari menggunakan kesempatannya untuk membunuh istri dan anak-anak J.P Coen dengan memberikan racun pada minumannya.

Di tengah gempuran dari Kerajaan Mataram tersebut, J.P. Coen panik dengan kematian istri dan anak-anaknya. Ia tidak menyadari gerakan pasangan intelijen tersebut. Bahkan, pada masa itu pula, Mahmudin menyelinap ke ruangan J.P Coen dan menghabisi nyawanya.

Bahkan, agar menjadi bukti bahwa ia berhasil, Nyimas Utari memenggal kepala J.P. Coen dengan pedang suaminya. Pasangan ini kemudian berusaha membawa kabur kepala sang Gubernur Jenderal VOC. Namun, dalam pelarian, keduanya dihujani peluru meriam. Nyi Mas Utari akhirnya meninggal di tempat.

Mahmudin membopong jasad istrinya hingga desa keramat, Tapos, Bogor, Jawa Barat. Di situlah Nyi Mas Utari dimakamkan. Sedangkan, kepala J.P. Coen diserahkan kepada Raden Bagus Wonoboyo dan diserahkan ke Mataram. Kepala J.P Coen itu kemudian dimakamkan di tangga makam raja-raja Mataram di Imogiri Bantul.

Kontributor : Dinnatul Lailiyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini